Reporter: Epung Saepudin |
JAKARTA. Tragedi Situ Gintung memberi pelajaran bagi Indonesia. Dhani M. Muttaqin, Direktur Eksekutif Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) menilai terjadinya tragedi Situ Gintung karena sekeliling kawasan Situ Gintung banyak berubah fungsi menjadi kawasan perumahan. Padahal lokasi sekelilingnya yang sebelumnya sawah, mestinya dibiarkan dan tidak dirubah peruntukannya.
Dalam konfrensi pers di Hotel Ambhara hari ini, IAP menilai sekarang ini telah terjadi banyak perubahan fungsi dari rencana tata ruang kota yang ada di berbagai daerah. Semua perubahan itu terjadi karena lobi-lobi investor yang mengalahkan kepentingan umum.
IAP menilai di Indonesia ini masih banyak daerah rawan bencana yang ternyata kemudian berubah bentuk menjadi kawasan hunian. "Situ Gintung ini kasus awal, sangat mungkin terjadi lagi," ujarnya kepada KONTAN.
Pengamat perkotaan Yayat Supriatna punya pendapat senada. Menurutnya akibat terjadi penyalahan fungsi tata ruang dan peruntukan, bencana atau lingkungan akan mudah cepat rusak. Ia menilai selama ini terjadi dualisme pengawasan terhadap situ tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News