kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Realisasi bea keluar sudah 405% dari target


Sabtu, 27 Mei 2017 / 18:57 WIB
Realisasi bea keluar sudah 405% dari target


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat hingga 24 Mei 2017, penerimaan bea keluar sudah mencapai 405% dari target. Dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2017, penerimaan bea keluar ditargetkan hanya Rp 340 miliar.

Kasubdit Penerimaan DJBC Rudy Rahmaddi memaparkan, pertumbuhan penerimaan bea keluar menggembirakan. Ia mencatat, hingga 24 Mei capaiannya sudah Rp 1,4 triliun. Melonjaknya pertumbuhan penerimaan bea keluar ini didorong kenaikan harga komoditas.

“Realisasi bea keluar sudah 405% dari target. Pertumbuhannya dibandingkan tahun lalu sudah 67,34%,” katanya di Kantor DJBC, Jakarta, Jumat (26/5).

Dia menjelaskan, penerimaan dari bea keluar disumbang oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO) di mana Indonesia merupakan produsen terbesar komoditas ini. Adapun dari ekspor mineral dan batubara dipengaruhi adanya kebijakan relaksasi ekspor dari pemerintah.

Menurut Rudy, target pemerintah untuk bea keluar yang jauh dari realisasi saat ini sepenuhnya hanya mengandalkan ekspor non-minerba karena belum mempertimbangkan relaksasi ekspor mineral mentah dan konsentrat.

Ia mengatakan, DJBC masih menunggu keputusan dari Kemenkeu untuk menaikkan target bea keluar tersebut. Pihaknya masih menghitung berapa kemungkinan penerimaannya sampai akhir tahun.

“Kami harus tunggu yang lainnya. Baik itu penerimaan, pengeluaran, dan pembiayaan karena postur APBN selalu berbicara seperti itu. Kalau diperlukan perubahan, Menkeu pasti akan sampaikan kepada anggota dewan,” ungkap Rudy.

Dalam catatan Rudy, penerimaan bea dan cukai per 24 Mei 2017 mencapai Rp 42 triliun. Angka ini meningkat 15,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari angka tersebut, penerimaan cukai menyumbang Rp 27,8 triliun yang terdiri dari cukai hasil tembakau Rp 26 triliun, cukai etil alkohol Rp 59 miliar, dan Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) Rp 1,7 triliun.

Sementara bea masuk berkontribusi sebesar Rp 12,7 triliun. Sedangkan penerimaan dari bea keluar sebesar Rp 1,4 triliun.

“Penerimaan sudah tumbuh positif. Dari target 2017, sampai 24 Mei sudah 21,9%,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×