kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Net kewajiban posisi investasi Indonesia naik di kuartal-III 2018


Kamis, 27 Desember 2018 / 22:02 WIB
Net kewajiban posisi investasi Indonesia naik di kuartal-III 2018
ILUSTRASI. Logo Bank Indonesia


Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia sepanjang kuartal-III 2018 relatif stabil. Namun, Indonesia masih mencatat posisi kewajiban finansial luar negeri (KFLN) yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan posisi aset finansial luar negeri (AFLN).

PII merupakan neraca stok aset dan kewajiban finansial luar negeri Indonesia pada suatu waktu tertentu. Selain menunjukkan posisi aset dan kewajiban finansial pada awal dan akhir periode, PII juga memuat informasi transaksi investasi langsung, investasi portofolio, derivatif finansial, dan investasi lainnya, serta cadangan devisa.

Berdasarkan laporan PII Indonesia yang dirilis BI, Kamis (27/12), net kewajiban tercatat sebesar US$ 297 miliar atau sekitar 28,5% dari produk domestik bruto (PDB). Net kewajiban tersebut lebih tinggi daripada kuartal sebelumnya sebesar US$ 296,93 miliar.

Naiknya net kewajiban sejalan dengan posisi KFLN di akhir kuartal-III yang naik US$ 1,6 miliar atau 0,3% qoq menjadi US$ 633,6 miliar. BI menilai, peningkatan posisi KFLN tersebut didorong oleh masuknya aliran modal asing, terutama dalam bentuk investasi langsung dan investasi lainnya.

"Perkembangan ini merupakan cerminan optimisme terhadap kinerja ekonomi domestik," terang BI. Namun, peningkatan posisi KFLN lebih lanjut tertahan oleh faktor penguatan dolar AS terhadap rupiah yang berdampak pada penurunan nilai instrumen investasi berdenominasi rupiah.

Sementara, posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) Indonesia juga tumbuh menjadi US$ 336,6 miliar atau naik 0,5% dibandingkan posisi kuartal sebelumnya US$ 335,1 miliar. Peningkatan posisi AFLN ditopang oleh transaksi perolehan aset investasi langsung dan investasi portofolio.

Kendati begitu, BI mencatat, semua komponen PII mengalami net kewajiban sepanjang kuartal-III 2018, kecuali cadangan devisa dan derivatif finansial yang mencatat net aset. Cadangan devisa mencatat net aset sebesar US$ 114,84 miliar, sedangkan net aset derivatif finansial sebesar US$ 182 juta.

Sejauh ini, BI menilai perkembangan PII Indonesia hingga kuartal-III tergolong sehat. Sebab, rasio net kewajiban PII Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang relatif stabil di kisaran rerata negara peers sekitar 29%, Di samping itu, struktur net kewajiban PII Indonesia juga didominasi instrumen berjangka panjang.

Dus, BI bakal tetap mewaspadai risiko net kewajiban PII terhadap perekonomian. BI meyakini kinerja PII Indonesia ke depan akan semakin baik seiring dengan terjaganya stabilitas perekonomian dan berlanjutnya pemulihan ekonomi Indonesia, didukung oleh konsistensi dan sinergi bauran kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan reformasi struktural.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×