kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Buka ISE 2018, Presiden Jokowi contohkan Alibaba, Facebook, dan Airbnb


Kamis, 01 November 2018 / 13:52 WIB
Buka ISE 2018, Presiden Jokowi contohkan Alibaba, Facebook, dan Airbnb
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - TANGERANG. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan bagaimana pentingnya teknologi dalam suatu negara. Sebab, di kehidupan global saat ini perubahan begitu cepat.

“Siapa sangka, negara yang wilayahnya sempit menjadi pengekspor pangan terbesar kedua di dunia, yaitu Belanda. negaranya kecil tapi jadi pengekspor pangan dunia,” katanya saat membuka Indonesia Science Expo (ISE) 2018 di ICE BSD, Kamis (1/11).

Kemudian, siapa sangka pula media terpopuler di dunia saat ini justru tidak memiliki redaktur, redaksi, bahkan wartawan dan tidak pernah membuat konten berita yakni Facebook. Selanjutnya, perusahaan taksi terbesar di dunia tapi tidak memiliki armada yakni Uber. Begitu juga perusahaan ritel dengan omset terbesar di dunia tapi tidak memiliki toko yaitu, Alibaba.

“Siapa sangka, penyedia akomodasi terbesar di dunia yang biasanya menyediakan hotel-hotel besar, penyedia kamar, tapi ngga memiliki hotel. Tidak memiliki properti satupun, yaitu Airbnb,” katanya.

Sehingga menurut dia, saat ini yang namanya keterbatasan tidak relevan lagi. Begitu juga dengan ketidakmungkinan bisa diterobos. “Yang dulu tidak mungkin sekarang diterobos oleh namanya ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi-inovasi,” tambah Jokowi.

Sebab, suatu negara harus ikuti masalah ini, perkembangan ini melahirkan tantangan-tantangan baru yag menjadikan teknologi membuat beberapa jenis pekerjaan menjadi hilang. Hal ini juga mempengaruhi formasi bisnis

“Bisnis supermarket yang dulu mapan, sekarang menyusut karena dominasinya berpindah ke online,” katanya. Untuk itu, pemerintah juga dipaksa bekerja cepat dan efisien. Kalau tidak maka akan ditinggal oleh negara lain.

Menghadapi fenomena ini, regulasi pemerintah tidak menyelesaikan masalah. Sebab tidak semua bisa dipagari regulasi justru, yang dibutuhkan sekarang adalah standar moralitas yang semakin tinggi berbarengan dengan penggunaan teknologi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×