kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,05   -17,44   -1.89%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BIN diminta mengevaluasi praktik spionase di lapangan usai tewasnya Kabinda Papua


Selasa, 27 April 2021 / 10:43 WIB
BIN diminta mengevaluasi praktik spionase di lapangan usai tewasnya Kabinda Papua
ILUSTRASI. Kontak tembak di Intan Jaya, Papua. TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI


Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peneliti militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi meminta Badan Intelijen Negara (BIN) mengevaluasi praktik spionase di lapangan menyusul tewasnya Kepala BIN Daerah (Kabinda) Papua, Mayjen Anumerta TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha. 

"Tentu saja ini harus dievaluasi, praktik intelijen di lapangan ini harus dievaluasi, dibenahi," ujar Fahmi ketika dihubungi Kompas.com, Senin (26/4/2021). 

Fahmi menyebutkan, tewasnya Kabinda Papua di tangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tak lepas dari abainya penerapan standar operasional prosedur (SOP). 

Sebagai seorang intelijen, kata Fahmi, sudah sepatutnya tiap agen dapat melaksanakan operasi di lapangan secara senyap, sekalipun itu dalam rangka observasi. Sebaliknya, sebisa mungkin setiap agen intelijen bekerja dengan menghindari kerumunan atau rombongan aparat keamanan yang selama ini kerap menjadi sasaran penembakan KKB. 

"Mereka (agen) punya kerawanan sendiri ketika bergabung dengan kelompok, yang katakanlah kelompok pergerakan pasukan yang memang menjadi target serangan. Dengan begitu sejak awal semestinya sudah paham risikonya," kata Fahmi. 

Baca Juga: Kapolri Jenderal Listyo Sigit bakal tambah 84 polsek baru

Fahmi menyebut setiap agen merupakan aset bagi negara untuk mendapat informasi. Karena itu, kedisiplinan dalam menjalankan cara kerja spionase sangatlah krusial. "Karena bagaimanapun agen di lapangan adalah aset yang harus diandalkan untuk mendapatkan informasi yang memadai, terutama terkait dengan keamanan negara," ujar dia. 

Fahmi juga menceritakan bahwa pada satu masa agen BIN pernah disepelekan. Itu terjadi lantaran sosok agen BIN tidak pernah diketahui. Sekalipun itu di kalangan TNI dan Polri. Hal inilah yang diharapkan kembali mengakar pada praktik spionase BIN di lapangan. 

"(Saat ini) banyak keluar dari kaidah (intelijen). Petugas BIN itu dulu disepelekan karena enggak dikenal, bahkan oleh jajaran dari unsur TNI dan Polri, kadang enggak kenal. Dulu kebanyakan yang di lapangan sipil. Sekarang kan ada perubahan, mereka lebih cenderung bergaul dengan TNI-Polri," kata dia.

Diberitakan, Mayjen Anumerta I Gusti Putu Danny Karya Nugraha Karya gugur setelah terlibat kontak tembak dengan KKB di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Minggu (25/4/2021). Kontak tembak tersebut terjadi akibat KKB melakukan penghadangan dan penyerangan terhadap rombongan Kabinda.

 Satgas BIN bersama dengan Satgas TNI dan Polri saat itu tengah melakukan perjalanan menuju Kampung Dambet. Sekitar pukul 15.50 WIT, Satgas BIN, Satgas TNI, dan Polri dihadang KKB sehingga terjadi aksi saling tembak di sekitar gereja Kampung Dambet.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BIN Diminta Evaluasi Praktik Spionase di Lapangan Usai Tewasnya Kabinda Papua"

Selanjutnya: Jokowi minta TNI/Polri kejar dan tangkap KKB penembak Kabinda Papua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×