Sumber: Kompas.com | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto akan segera memanggil Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Tito Karnavian.
Pemanggilan ini untuk membahas perbedaan pandangan antara kedua pimpinan institusi soal dugaan makar terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. "Nanti akan saya kumpulkan untuk menjawab pertanyaan kamu," kata Wiranto di Jakarta, Sabtu (6/5).
Dalam talkshow "Rosi" yang tayang di Kompas TV, Kamis (4/5) malam, Gatot menyebut upaya makar tidak akan mungkin dilakukan kelompok Islam untuk menjatuhkan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Gatot menilai, adanya kabar soal upaya makar dalam aksi unjuk rasa bela agama itu adalah berita bohong atau hoaks untuk menakuti rakyat Indonesia.
Dia merasa tersinggung dengan adanya informasi yang berkembang di masyarakat, yang mengaitkan aksi umat Islam dengan upaya kudeta pemerintahan Presiden Jokowi.
Padahal, sebelumnya, pihak kepolisian sudah menangkap sejumlah orang yang dituduh akan melakukan upaya makar terhadap pemerintah.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto enggan mengomentari pernyataan Gatot. Ia hanya mengatakan, hingga saat ini proses penyidikan kasus dugaan makar masih bergulir di Polda Metro Jaya. Penangkapan pertama terjadi pada 2 Desember 2016, di mana aksi Bela Islam 212 digelar.
Saat itu polisi menangkap Ahmad Dhani, Eko, Adityawarman, Kivlan Zein, Firza Huzein, Rachmawati Soekarnoputri, Ratna Sarumpaet, Sri Bintang Pamungkas, Jamran dan Rizal Kobar.
Penangkapan kedua dilakukan pada 30 Maret 2017. Penangkapan dilakukan menjelang aksi 31 Maret atau yang lebih dikenal 313. Orang-orang yang ditangkap yaitu Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al-Khaththath dan empat orang lain berinisial ZA, IR, V, dan M.
(Ihsanuddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News