kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani observasi penyebab ritel modern tutup


Senin, 18 September 2017 / 14:09 WIB
Sri Mulyani observasi penyebab ritel modern tutup


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Tutupnya sejumlah ritel modern termasuk gerai Matahari di Pasaraya Manggarai dan Blok M disinyalir menjadi tanda-tanda lesunya ekonomi. Tutupnya ritel modern tersebut dinilai tidak sejalan dengan kondisi makro nasional saat ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pihaknya akan mengobservasi hal itu. Pihaknya juga akan meneliti kemungkinan penyebab tutupnya ritel modern tersebut, termasuk kemungkinan karena perubahan pola konsumsi masyarakat.

"Kalau ada perubahan dari para retailer, entah itu dari sisi present atau kehadiran secara fisik versus kegiatan-kegiatan retailer yang lain, kami akan lihat saja di mana letaknya. Apakah ini menunjukkan perubahan dari pola masyarakat berkonsumsi dan lain-lain," kata Sri Mulyani di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (18/9).

Meski demikian, terkait kemungkinan menjadi tanda-tanda lesunya ekonomi, Sri Mulyani mengatakan bahwa data perpajakan saat ini masih menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi positif. Bahkan pertumbuhannya lebih baik.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemkeu), dari awal tahun sampai 31 Agustus 2017, realisasi penerimaan pajak telah mencapai Rp 685,6 triliun atau 53,5% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 sebesar Rp 1.283,57 triliun. Jumlah itu tumbuh 10,23% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Ditjen Pajak Kemkeu Yon Arsal mengatakan, secara umum penerimaan per sektor masih tumbuh signifikan. Hal ini didukung dengan setoran pajak semua sektor yang mencatatkan pertumbuhan positif. "Sektor juga pada dasarnya oke. Tidak ada yang negatif setorannya," kata Yon di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Selasa (12/9) lalu.

Ia menyebutkan, setoran dari sektor pertambangan tumbuh 20% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara sektor perdagangan dan industri pengolahan masing-masing tumbuh 17%.

Namun, Yon mencatat masih ada sektor yang tetap tumbuh, tetapi pertumbuhannya melambat. Sektor tersebut ialah administrasi pemerintahan lantaran ada serapan belanja yang terlambat sedikit. "Tapi itu tidak masalah karena masalah waktu saja. Akhir tahun ini harusnya tumbuh sesuai serapan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×