kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siapapun pemenang pilpres, infrastruktur harus tuntas


Kamis, 16 Agustus 2018 / 10:51 WIB
Siapapun pemenang pilpres, infrastruktur harus tuntas
ILUSTRASI. Jokowi bertemu Prabowo


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih, Kiki Safitri, Sinar Putri S.Utami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspektasi tinggi dalam bidang ekonomi disandarkan para pengusaha kepada dua pasang calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) yang akan bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2019, yakni Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Tiga hal utama yang diharapkan dari mereka adalah penciptaan lapangan kerja, meningkatkan daya saing, dan meningkatkan nilai tambah bagi industri nasional. Selain itu, para Capres dan Cawapres juga diminta untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur yang saat ini berlangsung.

Haryadi Sukamdani, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengatakan, tiga hal yaitu lapangan kerja, daya saing, dan nilai tambah industri menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. "Saya pikir petahana sudah hafal betul masalah ini dan apa yang mesti dilakukan untuk mengatasinya," ujarnya, Rabu (15/8).

Sedangkan menurut Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jaya Afifudin Kalla, pasangan Capres dan Cawapres ke depan harus tetap fokus pada bidang infrastruktur. Namun, harus lebih maksimal. "Apa yang sudah jalan harus dilanjutkan dan diselesaikan," ujarnya.

Selain infrastruktur Afifudin menginginkan pemerintahan mendatang memperbaiki iklim investasi dan menjaga nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Dua hal ini dinilai krusial karena menyangkut aktivitas ekonomi nasional. Iklim investasi dibutuhkan pengusaha agar bisa berusaha dengan tenang, sedangkan nilai kurs terkait dengan pemenuhan bahan baku produksi yang umumnya masih impor dan menggunakan dollar AS.

Ikhsan Ingratubun, Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) menilai, pekerjaan rumah capres dan cawapres mendatang cukup banyak bila menilik kondisi ekonomi mikro saat ini.

Menurutnya, hal yang harus diprioritaskan pemerintahan mendatang adalah pengentasan kemiskinan lewat pemberdayaan usaha mikro.

Pemerintahan mendatang juga perlu meningkatkan perhatian pada koperasi serta lembaga keuangan mikro, serta meningkatkan peluang ekspor bagi produk UMKM. "Pemerintah harus punya peran lebih besar lagi dalam meningkatkan ekspor produk-produk UMKM di masa mendatang," ujarnya.

Adu program

Merespon keinginan dunia usaha tersebut, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, sebagai pengusung Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019, pihaknya sudah memikirkan soal isu-isu ekonomi yang akan bergulir ke depan.

Menurutnya, pengalaman Jokowi selama hampir empat tahun memimpin pemerintah bisa membuatnya percaya diri terkait masalah ekonomi.

Hasto bilang, pihaknya akan melanjutkan program Nawacita kedua. Pada Nawacita pertama, Jokowi dinilai telah menurunkan biaya logistik nasional di bawah 30%. Berdasarkan data tahun 2017, biaya logistik nasional mencapai 24% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Selain itu, Hasto bilang Jokowi juga akan fokus pada pengembangan infrastruktur. Hal ini karena pembangunan infrastruktur menjadi dasar pertumbuhan ekonomi.

Dari sisi ekonomi makro, Jokowi akan berupaya menjaga inflasi seperti yang sekarang dilakukan, serta memperbaiki penerimaan negara lewat terobosan kebijakan seperti amnesti pajak yang digulirkan tahun 2016 lalu.

Tak berhenti disitu saja, Hasto juga bilang Jokowi menginginkan adanya penguatan investasi, makanya dibuat kemudahan izin berusaha saat ini.

Anggawira, Fungsionaris Partai Gerindra selaku pengusung Prabowo-Sandiaga juga menyatakan, Prabowo sudah siap untuk membeberkan program ekonomi prioritas di Pilpres 2019.

Menurutnya, fokus Prabowo pada sektor ekonomi adalah meningkatkan sektor pertanian dan agro industri yang lebih adil. Hal ini penting karena selama beberapa tahun terakhir, sektor pertanian nasional dinilai lemah sehingga banyak komoditas pertanian yang diimpor.

Dalam sejumlah kesempatan Sandiaga mengatakan akan membawa program penciptaan kewirausahaan yang digagasnya saat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, yakni One Kecamatan One Center for Entrepreneurship (OK-OC) jadi program nasional. 

Dengan menciptakan banyak wirausaha, maka diharapkan laju ekonomi Indonesia akan lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×