kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah optimistis, ekonom malah pesimistis


Kamis, 16 Maret 2017 / 19:14 WIB
Pemerintah optimistis, ekonom malah pesimistis


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Nilai ekspor dan impor yang dikeluarkan BPS (Badan Pusat Statisik) mencatatkan nilai ekspor diatas impor. Pemerintah meyakini hal itu akan menjadi tren perdagangan di tahun ini.

Informasi saja, berdasarkan data BPS, nilai ekspor Indonesia berjumlah US$ 12,57 miliar sepanjang Febuari 2017, naik 11,16% secara year on year dari posisi US$ 11,31 miliar pada Febuari 2016. Tapi nilai ini bila dibandingkan dengan jumlah ekspor Januari 2017, mengalami penurunan 6,17% secara month on month, karena pada Januari 2017 jumlah ekspor Indonesia tercatat US$ 13,4 miliar.

Nah untuk impornya, pada Febuari 2017 tercatat sejumlah US$ 11,26 miliar atau naik 10,61 % secara year on year, karena pada Febuari 2016 jumlah impor hanya tercatat  US$ 10,18 miliar. Tapi kondisi ini juga berbanding terbalik ketimbang jumlah impor Januari 2017 yang senilai US$ 11, 97 miliar, atau bisa dibilang turun 5,96% secara month on month.

Dengan kondisi tersebut, neraca perdagangan Febuari 2017 mengalami surplus US$ 1,32 miliar. Dan neraca perdagangan Januari 2017 hingga Febuari 2017 dengan jumlah total dua bulan berturut-turut, US$ 25,98 miliar untuk ekspor, dan senilai US$ 23,22 untuk impor. Hasil ini menunjukkan neraca perdagangan Indonesia selama dua bulan pertama di tahun 2017 menunjukkan surplus US$ 2,75 miliar.

Menko Pereekonomian RI, Darmin Nasution meyakini tren di tahun ini akan tetap menunjukkan jumlah ekspor yang masih di atas impor. Dia bilang, meski nantinya ada estimasi di bulan-bulan tertentu, impor Indonesia akan lebih tinggi ketimbang eskpornya.

"Ya kita masih melihat pertumbuhan ekspornya itu sedikit di atas pertumbuhan impornya. Tapi  mungkin akan ada bulan-bulan yang terbalik (nilai impor di atas ekspor). Namun secara tahunan, kita masih melihat ekspornya tumbuh sedikit di atas impor," kata Darmin, Kamis (16/3).

Dia melihat secara keseluruhan tahun 2017, akan terjadi tren positif untuk ekspor maupun impor Indonesia. Jika terjadi penurunan secara month on month, Darwin meminta khawatir.

"Tahun ini kita melihat trennya akan positif. Janganlah terlalu dilihat kalau cuma sebulan. Kalau (penurunanya) tiga atau enam bulan, bolehlah dianalisis. Kalau hanya sebulan itu kan hasilnya relatif,"ujar Darmin.

Tren positif tidak cukup

Ekonom The Institute for Development of Economics and Finance, Eko Listiyanto menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama dua bulan pertama tahun ini menunjukkan hasil yang relatif lamban. Pasalnya, tingkat pertumbuhan masih belum bergerak jauh dari level 5% dan malah menurun ketimbang beberapa tahun sebelumnya. Kata Eko, hal itulah yang menyebabkan permintaan impor juga menurun.

"Kalau melihat dari perkembangan perekonomian, wajar saja kalau di tahun 2017 terjadi surplus perdagangan lagi. Tapi dugaan saya juga tidak akan besar," kata Eko pada Kontan, Selasa (16/3).

Tahun ini, lanjutnya, tingkat impor yang akan lebih tertekan ketimbang ekspor merupakan hal yang perlu diwaspadai. Menurutnya, kondisi itu menjadi pertanda pertumbuhan ekonomi tertekan karena pemerintah sebenarnya belum bisa menjalankan kebijakan menekan impor dengan optimal. Optimisme akan asumsi perdagangan yang surplus saja belum cukup.  

"Nilai ekspor yang di atas impor tidak cukup jadi optimisme. Karena tertekannya impor lebih disebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang juga tertekan. Selama pemerintah tidak bisa menyediakan industri dasar, polanya akan seperti itu terus," pungkas Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×