kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konsumsi turun, inflasi 2015 di bawah 4%


Senin, 05 Oktober 2015 / 12:10 WIB
Konsumsi turun, inflasi 2015 di bawah 4%


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Lemahnya konsumsi rumah tangga akan membuat tekanan inflasi di tiga bulan terakhir 2015 tak terlalu kuat.

Hasil survei konsumen Bank Indonesia (BI) menunjukkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September 2015 sebesar 97,5, lebih rendah dibandingkan Agustus yang 112,5.

Tingkat keyakinan ini di level pesimistis, karena di bawah 100, bahkan menjadi IKK terendah selama lima tahun terakhir.

Secara kuartalan, rata-rata IKK kuartal ketiga 2015 sebesar 106,7, lebih rendah dibandingkan rata-rata kuartal sebelumnya 110,5 dan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 119,9.

Penurunan ini disebabkan pesimisme konsumen atas ketersediaan lapangan kerja hingga enam bulan mendatang.

Berlanjutnya perlambatan ekonomi membuat konsumen khawatir terjadi pemutusan hubungan kerja.

Sebaliknya, dari survei BI terlihat, Indeks Ekspektasi Harga (IEH) naik 9,5 poin menjadi 164,5 pada Desember 2015.

Peningkatan harga diperkirakan terjadi pada semua kelompok komoditas dengan kenaikan tertinggi pada kelompok bahan makanan dan makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.

Lemahnya konsumsi rumah tangga membuat pemerintah yakin tekanan inflasi sampai akhir tahun ini bisa di bawah 4% (year on year).

Jika proyeksi itu benar, laju inflasi 2015 di bawah asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 yang 5%.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro bilang, tekanan inflasi November 2015 pasti akan lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2014.

Sebab pada November 2014 terjadi inflasi cukup tinggi 6,23% akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Tahun ini 4% itu maksimum atau di bawah 4%," katanya, akhir pekan lalu.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, setelah mengalami inflasi bulanan 0,39% pada Agustus 2015 atau 7,18% (yoy),  pada September terjadi deflasi sebesar 0,05% (mtm) atau secara tahunan 6,83% (yoy).

Sementara inflasi kumulatif, periode Januari hingga September 2015 tercatat 2,24%.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, proyeksi inflasi BI sebesar 4% plus minus 1% bisa tercapai.

BI sebelumnya memproyeksikan bahwa inflasi akhir tahun berada pada angka 4,2%

Untuk mencapai target inflasi 4%, di sisa waktu tiga bulan tahun ini, inflasi tidak boleh lebih dari 1,8%.

"Kalau setiap bulan, yaitu Oktober, November, dan Desember masing-masing 0,5%, inflasi dapat tercapai 4%," katanya.

Menurutnya tekanan inflasi lebih tinggi akan terjadi di Desember. "Tapi kalau harga dikendalikan, rata-rata 0,5% bisa tercapai," tambahnya.

Rendahnya inflasi di akhir tahun ini juga disebabkan  daya beli masyarakat melemah.

Akibatnya permintaan terhadap barang turun sehingga para pedagang tak menaikkan harga. Ini diakui oleh Menko Ekonomi Darmin Nasution.

Sebab itu, inflasi rendah belum tentu kabar baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×