kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

KKP dorong peningkatan produksi ikan untuk tingkatkan konsumsi


Minggu, 03 Juni 2018 / 11:56 WIB
ILUSTRASI.


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan, konsumsi ikan di Indonesia dapat tumbuh menjadi 50,3 kilogram (kg) per kapita per tahun. Caranya, mendorong masyarakat lebih gemar makan ikan.

Target ini lebih tinggi 3 kg dibanding tahun lalu yang masih sebesar 47 kg per kapita. 

Salah satu strategi pemerintah yakni mendorong konsumsi ikan, seperti Lele. Pada tahun 2016, produksi Ikan Lele sebesar 800.000 ton, sementara di tahun 2017 mencapai 1,7 juta ton atau melonjak dua kali lipat dari produksi sebelumnya.

“Tapi harga lele di pasar tidak jatuh. Ini artinya orang sudah mulai gemar makan ikan lele, dimana ikan lele menjadi sebuah alternatif dibandingkan dengan susu, telor, ayam ras yang harganya jauh lebih tinggi,” ujar Direktur Jenderal Penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rifky Effendi Hardijanto selepas acara Safari Gemarikan di CFD, Minggu (3/6). 

Untuk memenuhi pasokan ikan lewat budidaya dan perikanan tangkap, pemerintah menargetkan produksinya mencapai 7 juta ton per tahun.

Dengan stok yang melimpah, maka pemerintah terus mengekspor ikan ke negara Jepang, Amerika, China. Dengan ekspor ikan yang tinggi, maka ekspor ikan kuartal I – 2018 naik 14% di bandingkan periode yang sama tahun 2017.

Strategi selanjutnya yakni, menyelenggarakan acara Gemarikan yang sudah dimulai pada tahun 2004. Namun, KPP berambisi untuk menjadikan acara ini lebih besar lagi sehingga ajang sosialisai dapat tersebar secara luas.

“Tingkat sunting atau kekerdilan masih terjadi. Hal ini akibat dari kurangnya asupan protein. Salah satu alternatif untuk memenuhi protein adalah ikan di mana ikan memiliki protein yang tinggi namun kolesterol jahatnya rendah dan kaya akan omega tiga,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×