kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan bunga Fed tak menaikkan beban utang


Sabtu, 25 Maret 2017 / 12:25 WIB
Kenaikan bunga Fed tak menaikkan beban utang


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunganya dua kali lagi sepanjang tahun ini, diyakini tidak akan menambah beban utang pemerintah. Apalagi saat ini permintaan terhadap obligasi pemerintah Indonesia besar.

Ini terlihat dari penerbitan global sukuk pada bulan ini yang dibanjiri permintaan dan tingkat imbal hasil lebih rendah. Direktur Strategis dan Portofolio Utang Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Scenaider Siahaan mengatakan, permintaan yang masuk dari penerbitan global sukuk mencapai US$ 11 miliar.

Dari permintaan itu, global sukuk yang diterbitkan US$ 2 miliar. Scenaider bilang, persepsi pelaku pasar mulai pesimistis terhadap AS, lantaran rencana pembangunan AS masih tersendat. Karena itu meski The Fed menaikkan suku bunga pekan lalu, investor justru menjual saham dan membeli obligasi. Sehingga imbal hasil obligasi dan surat berharga negara (SBN) turun.

Diperkirakan pelaku pasar masih akan pesimistis terhadap kondisi AS ke depan. Meski masih ada kenaikan suku bunga The Fed dua kali lagi, peluang imbal hasil turun masih ada. Itu akan membuat beban bunga utang pemerintah masih berpotensi turun. Apalagi Scenaider melihat kondisi geopolitik di Eropa tak akan mempengaruhi tingkat imbal hasil obligasi pemerintah. Sebab, kebijakanĀ quatitative easingĀ Bank Sentral Eropa belum berubah.

Masih atraktif

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara bilang, kelebihan permintaan sukuk global dengan tingkat imbal hasil yang lebih rendah dibanding bulan Desember 2016 menunjukkan persepsi investor ke Indonesia semakin baik. "Artinya pengelolaan makro ekonomi yang dilakukan pemerintah dan BI bisa diterima pasar dengan baik," katanya.

Dia berharap meski masih ada kenaikan suku bunga The Fed dua kali lagi, aliran modal asing masuk (capital inflow) masih tetap besar.

Kepala Ekonom CIMB Niaga Adrian Panggabean melihat pelaku pasar sudah memperhitungkan kenaikan suku bunga The Fed sebanyak tiga kali tahun ini. Pelaku pasar juga tengah memperhitungkan kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Standard & Poor's (S&P).

Dilihat faktor itu, imbal hasil surat utang Indonesia dalam denominasi rupiah dan valas masih jauh lebih atraktif dibanding negara Asean lain. "Kalau dilihat bond Indonesia keseluruhan baik rupiah maupun global. Tidak banyak di dunia yang bisa dijadikan tempat investasi menarik dan aman. AS, Jepang, Eropa, kuponnya tidak menarik," katanya. Dia yakin beban bunga utang pemerintah tak naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×