kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jembatan Comal amblas, biaya angkutan naik 15%-20%


Senin, 21 Juli 2014 / 15:57 WIB
Jembatan Comal amblas, biaya angkutan naik 15%-20%
ILUSTRASI. Asam urat merupakan produk limbah alami dari purin. Zat purin biasanya ditemukan dalam kadar tinggi di beberapa makanan.


Reporter: Fahriyadi | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Amblasnya jembatan Comal di Pemalang, Jawa Tengah pada Kamis (18/7) dikhawatirkan bakal mengganggu jalur angkutan barang dan penumpang yang melewati di jalan Pantai Utara (Pantura) jelang Lebaran ini.

Ketua DPP Organda Eka Sari Soerbakti mengatakan, musibah ini dipastikan bakal mengganggu perusahaan angkutan bus dan logistik yang melalui Pantura dalam beberapa hari ke depan. "Perusahaan bus akan memilih jalur memutar lewat jalur selatan yang menambah jarak tempuh 140-150 kilometer (km), hal ini bakal menambah waktu perjalanan tiga sampai empat jam," ujar Eka, Senin (21/7).

Dia bilang dengan kenyataan ini, maka biaya operasional perusahaan angkutan bisa meningkatkan 15%-20%, terutama dari sisi onderdil dan bahan bakar. Lebih jauh Eka mengatakan, angkutan logistik pengangkut barang kebutuhan pokok tetap beroperasi di Pantura dan berpotensi menimbulkan inflasi tinggi karena banyak pasokan bahan makanan yang yang terhambat.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Djoko Murjanto mengatakan, dalam waktu dekat jembatan Comal belum bisa digunakan. Kalaupun akhirnya dibuka kembali pada Kamis (24/7) mendatang itu pun tidak akan maksimal. Pemerintah tetap akan membatasi jenis kendaraan yang bisa melintas. Dia menyebut kendaraan kecil seperti mobil sedan akan lebih diutamakan untuk meminimalisir beban jembatan.

Menurutnya jika beban dari mobil sedan ini bisa ditampung, pemerintah akan ada opsi untuk mempersilahkan bus dan truk ukuran kecil melintas dan semuanya akan dipantau 24 jam. "Jembatan Comal ini tak ada alternatif dan jalur memutarnya cukup jauh," katanya.

Jalur ini dianggap cukup vital untuk keperluan mudik lebaran. Kendati begitu, Djoko bilang pemerintah tak mau ambil resiko dengan membiarkan jembatan tersebut dilalui dengan keadaan seperti ini. "Rangka yang ada sekarang pondasinya sedang dievaluasi," ujarnya.

Menurutnya perbaikan jembatan untuk sisi utara (dari Jakarta ke Semarang) akan dilakukan penanganan darurat sementara sisi selatan (Semarang ke Jakarta) mengalami rusak parah dan butuh perbaikan permanen 1,5 bulan.

"Jalur utara akan dimaksimalkan untuk dilalui dari dua arah berlawanan. Apakah akan dilakukan buka tutup, kami akan bekerjasama dengan kepolisian," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×