kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ini sektor yang diramal akan paling banyak hasilkan pengangguran


Minggu, 03 Mei 2020 / 10:55 WIB
Ini sektor yang diramal akan paling banyak hasilkan pengangguran
ILUSTRASI. Pekerja membawa paket bantuan sosial (bansos) yang akan disalurkan di Gudang Food Station Cipinang, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Core memprediksi gelombang pengangguran akibat corona terbanyak akan datang dari sektor pariwisata. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan, apabila pandemi virus corona di Indonesia bisa berakhir dengan cepat, atau pada 29 Mei seperti asumsi Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB), maka tingkat pengangguran pada level 4,8%-5% kemungkinan bisa tercapai.

Namun, apabila pandemi ini berlangsung sampai Agustus maka diperkirakan target tersebut akan sulit dicapai.

Baca Juga: BPS: Jika corona berakhir Mei 2020, target tingkat pengangguran 5% bisa tercapai

Sejalan dengan asumsi tersebut, Peneliti dari Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, apabila pandemi ini bertahan sampai Agustus 2020 mendatang, maka sektor yang berkaitan dengan pariwisata seperti restoran dan hotel masih akan menyumbang tingkat pengangguran paling besar.

"Proses konsolidasi untuk sektor pariwisata juga akan lebih lama dibandingkan sektor lain. Jadi, sumbangan pengangguran dari sektor ini diprediksi masih akan bertambah, bahkan setelah pandemi ini selesai di bulan Agustus," ujar Yusuf kepada Kontan.co.id, Minggu (3/5).

Selain itu, ada pula sektor perdagangan yang akan mencetak jumlah pengangguran terbanyak. Ini disebabkan, karena banyaknya pusat perbelanjaan yang harus tutup karena adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Daya beli masyarakat menengah ke bawah juga dinilai mulai terkikis karena berkurangnya pendapatan, sehingga lebih memilih untuk menahan belanja.

Baca Juga: Wabah corona merebak, BPS catat iklan lowongan kerja turun 70% dalam sebulan

Kemudian, untuk sektor transportasi Yusuf menilai sumbangan jumlah tenaga kerja sektor ini akan sedikit lebih kecil apabila dibandingkan dengan volume sumbangan di sektor transportasi dan pergudangan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×