kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

GAPPRI: Kebijakan di Indonesia yang salah


Rabu, 19 Juli 2017 / 13:44 WIB
GAPPRI: Kebijakan di Indonesia yang salah


Reporter: Siti Maghfirah | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah menurunkan target penerimaan bea dan cukai dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2017 menjadi Rp 153,17 triliun.

Tergerusnya target penerimaan ini salah satunya karena menurunnya setoran cukai dari hasil tembakau, yakni turun Rp 2,39 triliun menjadi Rp 147,49 triliun.

Heru Prambudi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan sebelumnya mengatakan, turunnya setoran rokok disebabkan efek penurunan produksi rokok dari pabrik golongan 1. Ia juga memperkirakan, sampai akhir tahun nanti akan terjadi penurunan produksi sekitar 1,2 hingga 2,3%.

Penurunan produksi rokok ini sebagai kelanjutan dari kondisi serupa di 2016. Untuk tahun ini, penurunan ini adalah imbas kenaikan tarif cukai rokok yang rata-rata 10,54% per batang.

Ketua umum Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) Ismanu Sunirman membenarkan menurunnya setoran cukai dari rokok. Ia mengungkapkan, di semester pertama pasar rokok terbilang sepi. Sebab, penetapan harga jual dari pemerintah terlampau tinggi.

"Harganya sudah sampai titik kulminasi, sudah tidak bisa naik lagi. Makanya produksi menjadi menurun," ujarnya saat dihubungi Kontan, pekan lalu.

Ia mengungkapkan, harusnya tarif cukai ekuivalen dengan inflasi yaitu 4 hingga 5%. Namun, kenyataannya saat ini tarif naik bisa sampai 13%.

Ia berharap, kebijakan tahun depan tidak mengharuskan produsen rokok membayar tarif cukai lebih tinggi lagi agar pelaku usaha dapat merecovery industri ini.

Padahal, menurutnya, di pasar global produksi rokok dalam 3 tahun terakhir justru naik 4%. "Ini kan berarti kebijakan di Indonesia yang salah," katanya.

Ia mengungkapkan sejauh ini di semester pertama penurunan penjualan mencapai 0,28% dari tahun lalu. Ia berharap, kebijakan untuk tarif cukai tahun depan tidak akan melebihi inflasi.

"Penjualan rokok ini 71,4% masuk negara. Jadi pemerintah dan kami ini satu kesatuan, jika penjualan kami turun, income pemerintah juga otomatis menurun," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×