kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi semester II diprediksi meningkat


Selasa, 25 Juli 2017 / 12:30 WIB
 Ekonomi semester II diprediksi meningkat


Reporter: Choirun Nisa | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi semester II-2017 diperkirakan bakal lebih baik dibandingkan semester I. Laporan Standard Chartered Bank menunjukkan, ekonomi akan tumbuh lebih kencang di semester II karena potensi kenaikan penjualan dan naiknya dorongan fiskal.

Ekonom senior Standard Chartered Indonesia Aldian Taloputra mengatakan, pemulihan permintaan domestik terjadi seiring makin besarnya realisasi sejumlah proyek infrastruktur pemerintah dan berakhirnya libur panjang. "Kemarin di semester pertama ada libur banyak, terutama pada bulan Juni. Sementara jam kerja menurun, sehingga tidak banyak penjualan yang meningkat. Kami prediksi semester kedua akan meningkat," ujarnya, Senin (24/7).

Apalagi biasanya realisasi belanja pemerintah juga akan meningkat pada akhir tahun. Belanja fiskal yang tinggi juga diiringi oleh realisasi proyek infrastruktur, inflasi yang rendah, dan investasi swasta yang meningkat.

Standard Chartered memprediksi kunci pertumbuhan ekonomi pada semester kedua adalah investasi swasta. Meski ekspor diperkirakan mulai membaik, tapi yang membuat perbedaan besar tetap investasi swasta.

Apalagi menurut Eric, saat ini pemerintah tengah gencar memperbaiki iklim investasi untuk mengejar target investasi sampai akhir tahun. "Penanaman modal asing pada kuartal pertama lebih baik dari tahun lalu, penjualan semen pun mengalami kenaikan hingga 10% year on year (YOY). Ini indikasi perbaikan investasi swasta," ujar Aldian.

Perhitungan Standard Chartered, ekonomi Indonesia pada semester II-2017 bisa tumbuh 5,3%. Sedangkan pada semester I-2017, diperkirakan hanya di level 5,1%. Dengan demikian, target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% seperti yang tercantum di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 bakal tercapai.

Walau di semester II pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi, namun realisasi sampai akhir tahun belum akan mencapai prediksi awal tahun sebesar 5,3%.

Head of ASEAN Economic Research Standard Chartered Bank, Edward Lee Wee Kok menjelaskan, revisi pertumbuhan ekonomi terjadi akibat harga minyak yang gagal melaju kencang. Mereka menurunkan proyeksi harga minyak 2017 dari US$63 per barel menjadi US$56 per barel.

Namun begitu, prediksi ini lebih baik dari perkiraan Bank Pembangunan Asia atau Asia Development Bank (ADB). Lembaga ini masih mempertahankan prediksi pertumbuhan ekonominya sebesar 5,1%, walau ada potensi meningkat seiring dengan naiknya ekspor dalam negeri. Potensi ini seiring dengan proyeksi kenaikan pertumbuhan ekonomi Asia tahun ini menjadi 5,9%, lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya 5,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×