CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.864   -4,00   -0,03%
  • IDX 7.154   -60,74   -0,84%
  • KOMPAS100 1.093   -9,20   -0,83%
  • LQ45 871   -4,59   -0,52%
  • ISSI 216   -2,25   -1,03%
  • IDX30 446   -2,02   -0,45%
  • IDXHIDIV20 540   -0,02   0,00%
  • IDX80 125   -1,09   -0,86%
  • IDXV30 136   0,18   0,13%
  • IDXQ30 149   -0,27   -0,18%

Data terkini, defisit anggaran 2017 berpotensi bergerak ke 2,5% dari PDB


Senin, 15 Januari 2018 / 17:08 WIB
Data terkini, defisit anggaran 2017 berpotensi bergerak ke 2,5% dari PDB
ILUSTRASI. Konpers Menteri Keuangan Sri Mulyani


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mencatat realisasi defisit dalam APBN 2017 berdasarkan data per 12 Januari 2017 sebesar 2,46% terhadap produk domestik bruto (PDB). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, angka ini berpotensi terus bergerak hingga 2,5% terhadap PDB.

Sebelumnya, dalam data Kementerian Keuangan (Kemkeu) yang disampaikan pada 2 Januari 2018, realisasi defisit anggaran APBNP 2017 sebesar 2,57% terhadap PDB.

Adanya pergerakan angka defisit yang menurun ini disebabkan oleh turunnya data dari realisasi belanja yang pada penyampaian realisasi APBN sebelumnya sebesar Rp 2.001,6 triliun menjadi Rp 1.998,5.

“Defisit ini dibandingkan dengan target dalam APBNP 2017 sebesar 2,92% jauh lebih kecil. Bahkan lebih kecil dari yang kami sampaikan ke Presiden Jokowi pada 31 Desember di mana kami mencatat defisit 2,62%,” kata Sri Mulyani di kantornya, Senin (15/1).

Di sisi lain, angka pendapatan negara naik dari data realisasi yang sebelumnya sebesar Rp 1.655,8 triliun menjadi Rp 1.666,3 triliun atau 96% dari target. Di dalamnya, penerimaan perpajakan naik menjadi Rp 1.343,6 triliun dari data yang sebelumnya sebesar Rp 1.339,8 triliun.

Dirjen Perbendaharaan Askolani mengatakan, di sisi belanja pihaknya mencatat ada penurunan angka realisasi dari yang pada pengumuman sebelumnya sebesar Rp 208,5 triliun menjadi Rp 202,3 triliun. Hal ini disebabkan oleh adanya estimasi tambahan yang tidak cocok dengan realisasinya.

“Belanja modal waktu tutup tahun ada estimasi tambahan Rp 12 triliun belanja proyek yang akan masuk belanja modal, tapi 12 triliun ini tidak tercapai sepenuhnya. Kami masih pantau terus,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×