kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

YLKI nilai skema subsidi untuk tarif MRT dapat rangsang konsumen


Minggu, 03 Februari 2019 / 20:46 WIB
YLKI nilai skema subsidi untuk tarif MRT dapat rangsang konsumen


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai tarif Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dapat lebih rendah dari tarif yang disodorkan. Hal tersebut dapat terjadi dengan skema gelontoran subsidi untuk tarif MRT Jakarta. Kalau tidak, maka skema yang saat ini hanya membebankan seluruh biaya pembangunan MRT kepada konsumen.

Pengurus Harian YLKI Agus Sujatno menuturkan, besaran subsidi juga bisa lebih besar dari selisih kajian tarif dan biaya operasional. "Artinya, tarif yg disodorkan saat ini antara Rp 8.500 dan Rp 10.000 per 10 km, bisa lebih rendah dengan skema gelontoran subsidi," terang Agus saat dihubungi Kontan.co.id pada Minggu (3/2).

Hal tersebut dimaksud untuk lebih merangsang konsumen menggunakan MRT. 

Penentuan tarif transportasi idealnya diterangkan Agus didasar pada kajian terhadap abillity to pay (ATP) dan willingness to pay (WTP) konsumen. Besaran tersebut yang lantas jadi dasar penentuan tarif. Lebih lanjut menurut Agus, selisih tarif dari kajian dengan biaya operasional dan perawatan menjadi landasan besaran subsidi dari pemerintah nantinya.

Saat segmentasi pasar belum terbentuk, besaran tarif akan sangat berpengaruh pada sikap konsumen. Konsumen akan berhitung terhadap biaya dan keuntungan yang diterimanya. "Subsidi dibutuhkan, setidaknya di awal operasi untuk menarik konsumen," tambah Agus.

Tanpa subsidi disebut Agus tak fair dimana yang berarti seluruh struktur komponen tarif dibebankan kepada konsumen. "Menjadi tidak fair ketika seluruh struktur komponen tarif di bebankan kepada konsumen. Ini mengakibatkan konsumen tidak akan terlalu tertarik menggunakan MRT karena dirasa mahal," ungkap Agus.

Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah mengatakan, bahwa ada perhitungan-perhitungan yang pastinya dilakukan oleh pemerintah dahulu. "Ada perhitungannya subsidi dan lain-lain yang harus diperhitungkan. Jadi memang harus lebih hati-hati aja lagi," terang Tubagus Hikmatullah kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu, Minggu (6/1).

Tarif tiket MRT yang diajukan PT MRT Jakarta sendiri adalah masyarakat membayar sesuai dengan jarak yang ditempuh ditambah boarding fee sebesar Rp 1.500. Besaran tarif per 1 km sendiri adalah Rp 700. Jadi jika seseorang menempuh jarak 3 km maka perhitunganyan ia membayar Rp 2.100 untuk jarak ditambah boarding fee Rp 1.500 jadi Rp 3.600.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×