kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wabah corona berlanjut, realisasi investasi tahun ini sulit mencapai target


Selasa, 09 Juni 2020 / 15:59 WIB
Wabah corona berlanjut, realisasi investasi tahun ini sulit mencapai target
ILUSTRASI. Kepala BKPM Bahlil Lahadalia


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi investasi tahun ini diyakini tidak akan mencapai target. Hal ini disebabkan dampak wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) terhadap ekonomi global dan domestik sehingga ikut memengaruhi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA).

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan, saat ini BKPM bekerja dengan menggunakan dua skenario. Pertama, jika Covid-19 berlangsung sampai Mei 2020 maka realisasi investasi di akhir tahun hanya mencapai Rp 850 triliun.

Kedua, bila merebak hingga Juli 2020, penyumbang produk domestik bruto (PDB) tersebar kedua ini akan mencapai Rp 817 triliun. Artinya, BKPM menilai target yang ditetapkan awal tahun senilai Rp 886 triliun mustahil terealisasi. Kendati demikian sampai saat ini, BKPM belum mengajukan revisi target realisasi investasi.

Baca Juga: Investor Korea Selatan teken kesepakatan pembangunan Kilang Dumai Rp 22 triliun

Yang jelas, Bahlil mengaku, pada April-Juni 2020 menjadi periode yang berat bagi BKPM, sebab dampak virus corona jauh lebih parah ketimbang Januari-Maret 2020. Prediksi BKPM, pada kuartal II-2020 realisasi investasi hanya sebesar Rp 130 triliun, turun sekitar 35% dari realisasi kuartal II-2019 senilai Rp 200,5 triliun.

Juru Bicara BKPM Tina Talisa menambahkan, pandemi Covid-19 memang berdampak sistemik terhadap realisasi investai di dalam negeri. Dus,skenario realisasi investasi 2020 juga perlu beradaptasi melihat perkembangan penanganan covid-19.

“Saat ini sudah Juni dan penambahan kasus covid-19 masih terjadi meskipun trennya semakin menunjukkan tren penurunan. Tapi maknanya wabah belum berakhir. Dan dengan demikian sulit untuk mencapai skenario pertama Rp 850 triliun,” kata Tina kepada Kontan.co.id, Selasa (9/6).

Kabar baiknya, meskipun di tengah pandemi seperti ini, Tina mengaku tidak ada investasi yang batal, yang terjadi hanya penjadwalan ulang. Dalam hal ini, penurunan kinerja PMA diramal bakal menjadi batu sandungan di akhir tahun. Terlebih, situasi ekonomi Singapura, China, dan Jepang menurun. Padahal ketiganya merupakan kontributor investasi terbanyak sejak 2016-2019.

Baca Juga: Jawa Barat paling diminati investor dalam lima tahun terakhir




TERBARU

[X]
×