kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Validitas data pemilih masih dipertanyakan


Rabu, 23 Oktober 2013 / 07:34 WIB
Validitas data pemilih masih dipertanyakan
ILUSTRASI. PT Elnusa Petrofin (EPN) kembali ditugaskan oleh PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading (C&T) PT Pertamina (Persero) untuk menjadi bagian utama dari Satuan Tugas Ramadhan dan Idul Fitri (Satgas RAFI) 2022.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sehari menjelang jadwal penetapan daftar pemilih tetap (DPT) oleh Komisi Pemilihan Umum, beberapa persoalan masih menjadi pertanyaan bagi para anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Salah satunya, perbedaan data antara KPU dan Badan Pengawas Pemilu.

"Bawaslu mendapatkan lebih dari 11 juta data pemilih bermasalah," ujar anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Golkar, Nurul Arifin, dalam rapat dengar pendapat dengan KPU dan Bawaslu, Selasa (22/10/2013) malam. Verifikasi yang dilakukan Bawaslu, kata dia, mendapatkan ada 171 juta pemilih, sementara KPU menyebutkan data pemilih per Senin (21/10/2013) memuat 186.127.400 pemilih.

"Angkanya tidak sinkron, kenapa bisa berbeda? Kita berbicara soal manusia yang bisa memilih," kecam Nurul. Dia khawatir permasalahan jumlah pemilih dalam DPT akan kembali terjadi pada Pemilu 2014.

Karenanya, Nurul meminta ada tenggat yang membatasi verifikasi oleh KPU dan Bawaslu sehingga hasil rekapitulasi DPT dapat segera ditetapkan. "Angka ini terus bergerak, tidak mengikat, kita mau berhenti di mana? Kematian terjadi tiap hari, angkanya menjadi tidak pasti," ujarnya.

Anggota Komisi II dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto juga menanyakan validitas data pemilih KPU. Ia menyoroti jumlah pemilih berkelamin lelaki yang 200.000 lebih banyak daripada pemilih perempuan.

Yandri mengatakan, data tersebut terasa janggal karena dari waktu ke waktu pemilih perempuan terdata mencapai 51 persen total pemilih. "Ini ada fenomena apa? Karena jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki," ujarnya.

Dalam rapat itu, Ketua KPU Husni Kamil Malik mengatakan, jumlah pemilih yang sudah masuk basis data KPU mencapai 186.127.400 orang. Mengenai jumlah pemilih lelaki yang lebih banyak daripada pemilih perempuan, Husni mengatakan saat ini penduduk lelaki di Indonesia memang lebih banyak.

Dua provinsi masih belum menyelesaikan data pemilih, yakni Papua dan Papua Barat. Rincian kekurangannya, satu kabupaten di Papua dan 11 kabupaten kota di Papua Barat. "Untuk sementara, data yang mereka (Papua Barat) kirimkan secara online adalah 714.830 pemilih," ujar dia. Bila tak ada perubahan, KPU akan menetapkan DPT pada Rabu (23/10/2013), sesuai jadwal tahapan Pemilu 2014. (Indra Akuntono/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×