Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali menyampaikan update jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia. Jumlah kasus positif baru corona masih terus bertambah.
Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melalui situs Covid19.go.id, update hingga Senin (3/8) ada tambahan 1.679 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia, sehingga total menjadi 113.134 kasus positif.
Dari update terbaru hari ini, jumlah yang sembuh bertambah 1.262 orang sehingga menjadi sebanyak 70.237 orang.
Sementara untuk jumlah yang meninggal akibat virus corona di Indonesia bertambah 66 orang menjadi sebanyak 5.302 orang.
Saat ini, masih ada 37.595 orang yang masih menjalani perawatan terkait Covid-19. Pemerintah juga mencatat ada 77.572 orang yang saat ini berstatus suspek.
Baca Juga: Senin (3/8), RSD Wisma Atlet merawat 1.409 pasien positif Covid-19
Presiden Joko Widodo kembali memberikan dua arahan terbaru dalam penanganan Covid-19 yang disampaikan dalam rapat terbatas pagi tadi.
"Yang pertama, saya tidak tahu sebabnya apa, tetapi suasana pada minggu-minggu terakhir ini kelihatan masyarakat berada pada posisi yang khawatir mengenai Covid-19. Entah karena kasusnya meningkat atau, terutama menengah atas melihat, karena orang yang tidak taat pada protokol kesehatan tidak semakin sedikit, tetapi semakin banyak," kata Jokowi.
Arahan kedua yaitu terkait pemulihan ekonomi nasional di mana Presiden kembali menyoroti masalah realisasi anggaran di kementerian dan lembaga yang masih minim. Menurut Presiden, dari total Rp695 triliun stimulus untuk penanganan Covid-19, baru 20 persen atau Rp141 triliun yang terealisasi.
"Masih kecil sekali. Penyerapan yang paling gede itu ada di perlindungan sosial 39%, kemudian program UMKM 25%. Hati-hati ini. Yang belum ada DIPA-nya masih gede banget, mungkin 40 persen-an. DIPA saja belum ada, bagaimana mau realisasi?"
Presiden menilai hal tersebut disebabkan aura krisis di kementerian dan lembaga tersebut belum tampak sehingga masih terjebak pada pekerjaan harian tanpa mengetahui prioritas apa yang harus dikerjakan. Untuk itu, Presiden meminta Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional agar memerinci urusan tersebut dari setiap menteri terkait.
"Sehingga manajemen krisis ini kelihatan, lincah, cepat, troubleshooting, smart shortcut, dan hasilnya betul-betul efektif. Kita butuh kecepatan," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News