CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Upayakan transformasi manufaktur, BI lakukan relaksasi dalam sejumlah bidang


Senin, 12 Agustus 2019 / 15:40 WIB
Upayakan transformasi manufaktur, BI lakukan relaksasi dalam sejumlah bidang
Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur BI


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna membahas sektor manufaktur Indonesia, Bank Indonesia (BI) menggelar seminar internasional dengan mengambil tema "Structural Transformation through Manufacturing Sector Development for High and Sustainable Economic Growth".

Menyinggung soal pertumbuhan manufaktur Indonesia pada kuartal II 2019 yang hanya sebesar 3,54%, Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengaku bahwa angka ini hanya mencapai setengah dari sejarah pertumbuhan manufaktur yang pernah ditorehkan Indonesia.

Baca Juga: Ternyata, Lo Kheng Hong Pilih Membeli Saham di Sektor yang Tengah Terpuruk

"Ini yang menjadi hal penting yang dibahas dalam acara seminar ini. Apalagi mengingat manufaktur merupakan kontributor dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Dody pada Senin (12/8) di Jakarta.

Oleh karena itu, Dody menambahkan bahwa dalam meningkatkan pertumbuhan manufaktur, yang terutama adalah diperlukan adanya investasi. Hanya saja ini bukan hal yang mudah, tetapi memang harus diusahakan.

Hal lain yang penting adalah adanya industrialisasi. Menurutnya, Indonesia melalui Kementerian Perindustrian sudah mulai mengusahakan untuk menuju industri 4.0.

Disinggung soal hal yang telah dilakukan BI untuk mendorong transformasi manufaktur, pihaknya mengatakan bahwa BI sudah melakukan relaksasi dari sisi kebijakan moneter. Diawali dengan pelonggaran likuiditas, lalu juga pemangkasan suku bunga.

Baca Juga: Survei BI: Kenaikan harga properti residensial melambat di triwulan II 2019

Tindakan lainnya, BI mengaku masih memiliki rencana untuk melakukan relaksasi kebijakan moneter dan makroprudensial lain. Hanya saja mereka menunggu waktu yang tepat.

"Apalagi di tengah kondisi yang seperti ini. Kita juga harus melihat risiko dari pasar global. Bagaimana dengan kelanjutan perang dagang? Lalu seberapa dalam permasalahannya? Dan seterusnya," tambah Dody.

Untuk kebijakan makroprudensial, Dody mengatakan BI berencana untuk mendorong sejumlah sektor prioritas, apalagi trading sector.

Lalu mereka juga akan memudahkan sistem pembayaran dengan mengadakan kebijakan pembayaran dan juga merangkul fintech agar pertumbuhan ekonomi menjadi lebih efisien.

"Dan yang terakhir, dari hal-hal tadi, jangan lupa juga bahwa Indonesia memiliki peran besar dari sisi UMKM. Ini yang mendorong bertambahnya para pelaku ekonomi, sehingga kalaupun ekonomi turun, turunnya lebih kondusif," kata Dody.

Baca Juga: Bahana Sekuritas rekomendasikan hold saham Astra International (ASII)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×