kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.199   58,00   0,81%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,76   1,36%
  • ISSI 220   0,63   0,29%
  • IDX30 449   6,24   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,54   1,04%
  • IDX80 127   1,40   1,11%
  • IDXV30 134   0,16   0,12%
  • IDXQ30 149   1,66   1,12%

Untuk Mencapai Pertumbuhan Ekonomi Hingga 8%, Industri Pariwisata Perlu Digenjot


Rabu, 05 Juni 2024 / 16:16 WIB
Untuk Mencapai Pertumbuhan Ekonomi Hingga 8%, Industri Pariwisata Perlu Digenjot
ILUSTRASI. Calon penumpang pesawat berjalan di area Terminal Keberangkatan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Jumat (1/12/2023). Bandara Bali tercatat telah melayani sebanyak 17.769.651 orang penumpang domestik maupun internasional pada bulan Januari-Oktober 2023 atau tumbuh sebesar 86 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 lalu. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Untuk menjadi negara maju, Indonesia perlu mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7% hingga 8% pada 2045 mendatang. Berbagai sektor yang bisa mendongkrak perekonomian perlu didorong untuk mencapai target tersebut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, untuk mencapai target menjadi negara maju, industri pariwisata bisa menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkualitas.

"Untuk capai 8% perlu banyak sektor dikembangkan. Dalam hal ini industri pariwisata dapat kembali menjadi sumber pertumbuhan inklusif yang baik dan berkualitas. Jadi saya mendukung pariwisata dapat dan harus berperan," tutur Sri Mulyani dalam agenda International Tourism Investment Forum (ITIF) 2024, Rabu (5/6).

Baca Juga: Sri Mulyani: Jumlah Kunjungan Wisman Belum Kembali ke Level Sebelum Pandemi

Ia menyampaikan, Indonesia berpotensi mengembangkan industri pariwisatanya karena memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. 

Di samping itu, Indonesia juga kaya akan warisan budaya. Pun dengan tersedianya sektor pariwisata halal dan perhotelan yang mempunyaid daya tarik tersendiri.

Meski begitu, bendahara keuangan negara ini menyebut, untuk mengembangkan industri pariwisata memang tidak mudah. Menurutnya akan selalu ada tantangan yang harus dihadapi untuk mewujudkan potensi tersebut.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Dipatok di 5,1%-5,5% Pada 2025, Begini Kata Menkeu

Salah satu tantangannya adalah pada tingkat pendidikan pada sumber daya manusia (SDM) yang harus bisa disetarakan dengan SDM di negara maju.

"Negara maju identik dengan kualitas sumber daya manusianya dan oleh karena itu anggaran kita untuk jaring pengaman kesehatan dan sosial pendidikan menjadi salah satu bidang yang paling penting karena Indonesia tidak tidak ingin hanya pertumbuhan yang lebih tinggi, tetapi inklusif," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×