Sumber: TribunNews.co | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali curhat di media sosial Twitter. Beberapa jam yang lalu, SBY kembali melanjutkan kicauannya di Twitter soal rencana penerbitan bukunya berjudul dengan hastag #SAP.
SBY menjawab banyaknya komentar pesimis dan negatif dan heran kenapa banyak yang ingin jadi presiden. "Emang enak? Memang bisa bikin baik negeri ini?" kata SBY.
Sebagai seorang Presiden yang masih menjabat, SBY mengatakan tidak benar jika Presiden dianggap serba susah, sengsara & tidak ada yang bisa diperbuat untuk bangsanya.
"Bagi pemimpin sejati, suka duka, tantangan berat dan ujian sejarah tentu adalah romantika dan kekayaan hidup yang tiada tara," kata SBY.
Menurut SBY pengorbanan yang harus dibayar juga luar biasa. Pemimpin adalah sosok yang dipuji sekaligus dibenci tetapi bagaimana itu sesuatu yang menjadi mulia.
SBY mengatakan melihat sinar mata masyarakat di banyak kesempatan, rasanya tidak ada masalah yang tidak ada solusinya, seberat apapun masalahnya.
"Ketika saya berkunjung ke daerah bertemu masyarakat, mendengar harapan & aspirasinya, rasa lelah baik fisik maupun pikiran, sirna," kata SBY.
SBY mengaku mendengar komenteri bahwa SBY itu Jenderal, mestinya bisa lebih tegas & tidak perlu bicara banyak tentang HAM & kemanusiaan.
"Saya tidak tiba-tiba menjadi Presiden. Saya mulai dari memimpin 40 orang ketika Letnan hingga kini memimpin 240 juta orang (rakyat Indonesia)," kata SBY.
Kalau ditakdirkan menjadi Presiden, SBY mengatakan anda akan merasakan pentingnya memimpin dengan visi dan strategi tapi juga harus pragmatis.
"Jika Presiden & rakyat yang mendukungnya bisa jadikan Indonesia lebih baik & maju,itulah puncak kebahagiaan & kehormatan seorang Presiden," kata SBY.
"Setiap Presiden tentu memiliki ambisi & tujuan besar untuk bisa atasi persoalan bangsa, jg ambisi untuk cetak prestasi & hasil nyata," SBY melanjutkan. (Tribunnews.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News