kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Turki dan Indonesia Jajaki Kerjasama Perdagangan


Senin, 29 Juni 2009 / 15:58 WIB


Reporter: Epung Saepudin | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Rupanya kisruh dumping tak membuat hubungan perdagangan Indonesia dan Turki mandek. Sebaliknya, kedua belah pihak sepakat untuk terus meningkatkan transaksi perdagangan sekaligus menghilangkan hambatan perdagangan. Bahkan dalam pertemuan antara pengusaha Turki dan Indonesia yang difasilitasi oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), kedua negara merancang untuk membuat mekanisme perdagangan yang saling menguntungkan melalui kebijakan pasar bersama.

"Turki memiliki kelebihan karena pengenaan bea masuk sebesar 0% ke negara-negara Eropa. Ini yang sangat menarik," ujar M.S Hidayat, di sela-sela Forum Bisnis Indonesia-Turki, di Jakarta, Senin (29/6). Menurut Hidayat, kedua belah pihak juga menjajaki kerjasama bisnis dan investasi. "Kemungkinan kami juga menjajaki kerjasama dengan negara ketiga untuk memperbesar pasar," jelas Menteri Negara Turki, Zafer Caglayan.

Dalam pertemuan itu, pemerintah Turki membawa 65 pengusaha. Menurut Hidayat, hubungan perdagangan kedua negara selama 10 tahun terakhir terus meningkat setelah dibentuknya forum bisnis kedua negara. Ia menggambarkan, nilai volume perdagangan kedua negara pada tahun 1998 lalu hanya US$ 200 juta. Tapi, pada 2008 telah tembus hingga US$ 2 miliar.

Dalam kesempatan yang sama, pemerintah Turki juga menjanjikan berbagai kemudahan kepada para pengusaha Indonesia yang ingin menanamkan duitnya. Fasilitas itu antara lain keringanan pajak dan juga tenaga kerja yang relatif lebih murah. "Kami janjikan fasilitas insentif investasi untuk beberapa lokasi tertentu," ujar Caglayan.

Hidayat menuturkan, tawaran pemerintah Turki memang wajar mengingat neraca transaksi perdagangan Indonesia jauh lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×