kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Tren Perlambatan Ekonomi Negara Mitra Dagang Indonesia Pengaruhi Harga Komoditas


Senin, 05 Juni 2023 / 19:03 WIB
Tren Perlambatan Ekonomi Negara Mitra Dagang Indonesia Pengaruhi Harga Komoditas
Menkeu Sri Mulyani Indrawati (kiri) bersama Wamenkeu Suahasil Nazara (kedua kanan) Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (kanan) mengikuti rapat dengar pendapat bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/6/2023).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Outlook pertumbuhan ekonomi pada 2024 dari sejumlah mitra dagang utama Indonesia masih berisiko melambat. Hal ini dikhawatirkan bisa memengaruhi harga komoditas global.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pertumbuhan ekonomi negara maju terancam menurun karena adanya pengetatan moneter yang agresif dan isu struktural seperti ageing population.

“Realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2023 di banyak negara cenderung flat atau sedikit melemah. Jerman, Inggris, India, juga relatif flat dan harus kita waspadai. Sebab negara yang menjadi mitra dagang kita juga harus diperhatikan,” tutur Suahasil saat melakukan rapat kerja bersama komisi XI DPR RI, Selasa (5/6).

Baca Juga: Indonesia Masuk dalam Jajaran 10 Negara Terkaya Asia, Kalahkan Arab Saudi & Iran

Suahasil mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi mitra dagang Indonesia tersebut berisiko merembet hingga 2024. Dia mencontohkan, outlook pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat berpotensi terus menurun hingga 2024 yakni dari 1,6% pada 2023 menjadi 1,1% pada 2024.

Pertumbuhan ekonomi Jepang diperkirakan semakin melambat dari 2023 sebesar 1,3% menjadi 1% pada 2024. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga akan melambat dari 5,2% pada 2022 menjadi 4,5% pada 2024.

Perlambatan ekonomi di Tiongkok ini dihadapkan pada tensi geopolitik yang masih berlangsung, tekanan di sektor properti, dan ageing population.

Berdasarkan data Bank Dunia pada April 2023, memproyeksikan beberapa harga komoditas global yang diperkirakan menurun pada 2024.

Di antaranya, harga minyak brent relatif flat dari US$ 84 per barel pada 2023, diperkirakan menjadi US$ 86 per barel pada 2024.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik, Fokus Pasar Tertuju Pada Rencana Pemangkasan Produksi OPEC

Kemudian, harga batubara pada 2024 diperkirakan menurun menjadi US$ 155 per metrik ton dari US$ 200 per metrik ton pada 2023. Harga batubara ini sempat melambung tinggi pada 2022 yakni sebesar US$ 344 per metrik ton.

Harga natural gas pada 2023 sangat rendah yakni US$ 2,7 per million british thermal unit (mmbtu), namun akan meningkat sebesar US$ 3,7 mmbtu. Meski meningkat, harga natural gas ini masih jauh dari harga pada 2022 yang sebesar US$ 6,4 mmbtu.

Selanjutnya, harga Crude Palm Oil (CPO) juga diperkirakan sebesar US$ 1.020 per metrik ton, jauh jika dibandingkan 2022 yang sebesar US$ 1.276 per metrik ton.

Baca Juga: Kinerja Emiten Sawit Terpapar Gejolak Harga CPO

“Nikel juga sekarang menuju ke sekitar normaslisasi sekitar US$ 22.000 per metrik ton  (2023) hingga US$ 20.000 per metrik ton di 2024,” imbuhnya.

Adapun beberapa faktor yang perlu diwaspadai terhadap pergerakan harga komoditas global di antaranya, perburukan pertumbuhan ekonomi global, peningkatan tensi geopolitik, disrupsi pasokan, dan juga gangguan cuaca iklim. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×