kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tol Jakarta - Surabaya sudah bisa dilalui saat libur natal dan tahun baru


Rabu, 19 Desember 2018 / 10:50 WIB
Tol Jakarta - Surabaya sudah bisa dilalui saat libur natal dan tahun baru
ILUSTRASI. Jalan Tol Trans Jawa di ruas Salatiga - Kartasura


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memastikan pada libur Natal dan tahun baru nanti, ruas tol Jakarta-Surabaya sudah tersambung.

Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, kesiapan infrastruktur untuk empat ruas tol sudah selesai.

“Mengenai kesiapan infrastruktur, akan diresmikan jalan tol dari Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Boyolali-Kartosuro, Wilangan- Kertosono," katanya, Selasa (18/12).

Adapun ruas tol tersebut akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Desember nanti.

Sekadar tahu saja, untuk kesiapan di jalan tol, Kemhub turut melibatkan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Polri, Jasa Marga mulai dari Surabaya hingga Semarang.

“Jalan tol dari Jakarta - Surabaya untuk angkutan natal dan tahun baru ini sudah siap untuk dilalui dan dipakai masyarakat,” tambah dia.

Selain jalan tol, infrastruktur lain yang tengah dipersiapkan yaitu jalan nasional yang hingga kini tidak mendapat keluhan yang berarti. Pada dasarnya, jalan nasional siap untuk dilalui sebagai alternatif selain jalan tol.

Sementara itu, menyangkut jalur alternatif, Dirjen Budi menyebutkan bahwa harus ada jalur alternatif ini manakala jalan utamanya mengalami kemacetan atau terkena musibah longsor. “Secara umum, kita dengan Korlantas Polri sudah koordinasi, karena nanti dari Korlantas Polri yang akan menempatkan petugas selama operasi ini berjalan,” jelasnya.

Yang tak kalah penting, selain kesiapan infrastruktur, pihaknya juga telah mempersiapkan moda transportasi. "Kita sudah melakukan rampcheck bagi kendaraan yang akan digunakan selama Angkutan Nataru," tutur Budi.

Untuk bus yang telah dilakukan rampcheck hingga sekarang jumlahnya ada 27.332 unit dari total 49.000 unit yang ada di Indonesia. "Yang sudah lulus rampcheck sebanyak 21.228 unit per hari ini. Yang tidak lulus, kami kembalikan untuk diperbaiki dan nanti akan dilakukan rampcheck kembali,” ujarnya.

Kesiapan kapal dan dermaga penyeberangan

Tidak jauh berbeda dengan bus, dari jumlah kurang lebih 350 unit sebagian besar kapal penyeberangan yang akan digunakan dalam Angkutan Nataru pun telah dilakukan rampcheck.

“PT ASDP Indonesia Ferry sudah membangun satu terminal baru premium yang ada di dermaga Merak dan Bakauheni. Saya sudah membuat kesepakatan dengan ASDP terkait tarif. Jadi kita harapkan, di natal dan tahun baru ini, dermaga premium di Merak dan Bakauheni ini telah dapat digunakan masyarakat untuk transit di sana sebelum perjalanan ke penyeberangan,” tambah Dirjen Budi.

Selain dermaga di Merak dan Bakauheni, Dirjen Budi menyatakan bahwa ia tengah mempersiapkan dermaga di beberapa Provinsi seperti di daerah Danau Toba Sumatera Utara yang tengah dibangun 5 dermaga untuk memperkuat penyeberangan dari dan ke Pulau Samosir.

“Kita juga memperhatikan penyeberangan dari Medan ke Nias, juga yang di Maluku Utara, dan di Ambon, termasuk di Nusa Tenggara Timur dan Manado. Wilayah yang kami maksud ini ada penguatan, ada juga peningkatan strategi terkait masalah Angkutan Nataru,” ucap Dirjen Budi.

Pihak Direktorat Jenderal Perhubungan Darat juga telah berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait persiapan Angkutan Nataru mendatang. Seperti posko kesehatan dari Kementerian Kesehatan dan juga dengan Pertamina terkait pengadaan BBM di rest area Tipe B, serta pos yang akan diisi oleh Kementerian PUPR, maupun Polri.

Dalam konferensi pers kali ini, Dirjen Budi menekankan kembali pentingnya memperhatikan faktor keselamatan dalam perjalanan. “Setiap perjalanan jauh selama 4 jam, capek atau tidak, wajib istirahat!” tandas Dirjen Budi.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×