kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.567.000   7.000   0,45%
  • USD/IDR 15.703   0,00   0,00%
  • IDX 7.574   4,17   0,06%
  • KOMPAS100 1.170   -1,95   -0,17%
  • LQ45 921   -3,22   -0,35%
  • ISSI 231   0,26   0,11%
  • IDX30 474   -2,28   -0,48%
  • IDXHIDIV20 568   -1,28   -0,23%
  • IDX80 133   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 141   0,91   0,65%
  • IDXQ30 158   -0,72   -0,45%

Tinjau Pembibitan Padi di Subang, Zulhas Ungkap Persoalan Produksi Padi di Tanah Air


Kamis, 31 Oktober 2024 / 16:13 WIB
Tinjau Pembibitan Padi di Subang, Zulhas Ungkap Persoalan Produksi Padi di Tanah Air
Menko Pangan Zulkifli Hasan (tengah) saat panen padi di sawah kelolaan PT Sang Hyang Seri di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Kamis (31/10/2024).


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – SUBANG. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan salah satu persoalan kurangnya produksi beras di Indonesia ialah bibit. Menurutnya, jika masalah bibit bisa teratasi maka swasembada pangan bisa digapai.

“Saya ninjau sebetulnya, apa masalahnya kalau bibit kita tidak merata? Karena (petani) masing-masing itu ada bibitnya sendiri. Kita ingin bibit ini standar mutunya yang terbaik sehingga produksinya meningkat,” ujarnya di sawah kelolaan PT Sang Hyang Seri di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Kamis (31/10).

Zulhas menjelaskan, bila petani di Tanah Air memiliki bibit yang unggul diprediksi produktifitas padi bakal meningkat hingga 20%, di mana selama ini produksi padi Indonesia mencapai 31 juta ton per tahun.

Baca Juga: Penjualan Buyung Poetra Sembada (HOKI) Naik 19,86% di Kuartal III-2024

“Kalau semua petani mendapat bibit unggul maka (produksi) kita bisa naik 20%. Nah kalau 20% kan ngga impor lagi, kalau bibitnya bagus. Artinya ada problem yang mendasar mengenai bibit unggul yang harus ditanam oleh petani padi kita,” jelasnya.

Dia bilang, harga jual bibit besutan Sang Hyang Seri selama ini terbilang murah jika dibeli oleh pemerintah, hanya sebesar Rp 9.000 per kilogram. Namun, kini harga jualnya pun telah ditingkatkan menjadi Rp 12.400 per kilogram.

“Kalau swasta yang mengembangkan bibit melalui kios-kios petani itu sampai Rp 20.000 lebih per/kg, kemarin di sini kalau diambil oleh Kementerian Pertanian cuma Rp 9.000. Tapi sekarang sudah disesuaikan Rp 12.400, kalau bisa Rp 14.000,” terangnya.

Di sisi lain, lanjut Zulhas, persoalan lain terhadap ketahanan pangan di Indonesia yakni terkait pengadaan pupuk. Di mana ini juga menjadi keluhan bagi kelompok tani Sang Hyang Seri yang tidak mendapat pupuk subsidi hingga saat ini.

Zulhas menyebut bahwa alokasi anggaran pupuk subsidi telah ditambah menjadi Rp 44 triliun, yang sebelumnya hanya sebanyak 4,5 juta ton dan kini naik menjadi 9,5 juta ton.

“Kemarin pupuk sempat kurang 4,5 juta ton sekarang sudah dikembalikan, tahun 2025 anggarannya Rp 44 triliun jadi sudah 9,5 juta ton lagi, jadi Insya Allah pupuk lancar,” tandasnya.

Baca Juga: Zulhas Sebut Kemenko Pangan Bakal Berkantor di Graha Mandiri

Selanjutnya: Harga Pangan Terkini di NTB, 31 Oktober 2024: Harga Bawang dan Daging Ayam Naik

Menarik Dibaca: Katalog Promo JSM Alfamidi Spesial Gajian Periode 31 Oktober-3 November 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×