Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Tim sukses pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengusulkan agar pemungutan suara pada putaran kedua Pemilukada DKI Jakarta dipercepat. Alasannya, tanggal 20 September yang ditentukan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) bertepatan dengan libur panjang.
Anggota tim sukses Jokowi-Ahok, Denny Iskandar, juga menyatakan bahwa tanggal 20 September mendatang jatuh pada hari Kamis, yang berdekatan dengan akhir pekan dan hari libur panjang. Dengan begitu, maka angka daftar pemilih tetap yang tidak menggunakan hak pilihnya akan lebih tinggi.
"Kalau Kamis (20/9) nanti, berdekatan dengan akhir pekan panjang (long weekend). Orang kerja akan memilih untuk long weekend. Kalau ingin menambah orang yang mau memilih, tentunya dimajukan. Jangan malah dipilih Kamis, karena akan mendorong orang menjadi golput, karena masyarakat meninggalkan ibukota," ungkap Denny saat rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur provinsi DKI Jakarta 2012 di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (19/7).
Dalam hasil rekapitulasi KPUD DKI Jakarta, pasangan Jokowi dan Ahok tampil sebagai urutan pertama dalam Pemilukada DKI Jakarta 2012 dengan perolehan 42,60%. Pasangan Fauzi Bowo (Foke) dan Nachrawi Ramli menempati posisi kedua dengan perolehan 34,05%. Meskipun KPUD belum menetapkan secara resmi pada hari ini, namun sudah dapat dipastikan kalau pemilukada DKI Jakarta akan dilanjutkan dengan putaran kedua. Yaitu, antara pasangan Jokowi-Ahok dan Foke-Nara.
Sebaiknya, lanjut dia, pemungutan suara dilakukan pada Rabu (19/7). Dengan begitu, diharapkan masyarakat DKI Jakarta masih belum berangkat untuk melakukan liburan panjang. Dengan begitu, akan dapat menurunkan angka golput.
Secara perintah, lanjut dia, Jokowi mengatakan tak hanya akan mendekati kelompok golput. Namun juga masyarakat yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya terkait masih bermasalahnya DPT. Padahal, mereka memiliki keinginan untuk dapat berpartisipasi dalam pesta lima tahunan tersebut.
"Itu hanya karena keteledoran DPT. Ini yang Jokowi sangat concern. Jangan dihilangkan hak orang. Kalau mereka tidak memilih kami, apa boleh buat. Tapi jangan sampai hak pilih orang tidak bisa digunakan sama sekal-," kata Denny.
Selain itu, juga pasti akan ada tambahan pemilih dari masyarakat yang sudah memasuki 17 tahun pada September mendatang. "Masa tidak bisa diakomodasi juga? Memang kami tahu aturannya tidak ada. Tapi kalau kita sepakati bersama, tentu secara tertulis bisa tercapai," ucap Denny.
Berdasarkan hasil rekapitulasi, ada 2.555.207 masyarakat DKI Jakarta yang tidak menggunakan hak pilihnya. Angka itu terdiri dari 1.399.083 laki-laki dan 1.156.124 perempuan.
Dengan kata lain, pilkada putaran pertama hanya diikuti oleh 4.429.533 pemilih atau sekitar 63,62 persen dari 6.962.348 jumlah pemilih yang terdaftar. Dari angka itu, suara yang sah mencapai 4.336.486. Sementara suara tidak sah mencapai 93.047.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News