Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri mewanti-wanti ada tiga peristiwa global yang akan menjadi tantangan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, setidaknya hingga tahun 2024.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan, tantangan berupa prospek perlambatan ekonomi global, arah suku bunga acuan, juga kondisi geopolitik. Andry pun memerinci. Pertama, perlambatan perekonomian global dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi China.
Tentu, ini akan berdampak pada Indonesia. Karena, “Indonesia memiliki hubungan dagang yang erat dengan China. Pergerakan permintaan China juga akan memengaruhi harga komoditas andalah kita,” tutur Andry dalam Media Gathering, Selasa (19/12).
Baca Juga: Perluas Akses Energi Bersih, Pertamina Dorong Pertumbuhan Ekonomi Desa
Komoditas yang dimaksud oleh Andry, yaitu minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), batubara, dan juga nikel.
Kedua, arah suku bunga acuan ke depan yang masih dibayangi dengan sentimen suku bunga tinggi dalam jangka waktu lebih lama (higher for longer).
“Masih menjadi pertanyaan. Apakah siklus kenaikan akan berlanjut? Apakah sudah sampai puncaknya? Atau akan ada pemangkasan dalam waktu dekat? Ini akan memengaruhi volatilitas pasar keuangan,” tambah Andry.
Ketiga, konflik geopolitik ditambah dengan faktor kesehatan. Saat ini, konflik geopolitik masih memanas di sejumlah negara, yang mendorong kenaikan harga energi dan pangan.
Baca Juga: Belanja Masyarakat Meningkat pada Akhir Tahun 2023
Meski demikian, Andry melihat ada peluang kenaikan pertumbuhan ekonomi tahun 2024, bila dibandingkan dengan outlook 2023.
Dari perhitungannya, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 akan mampu tumbuh di kisaran 5,06% yoy, atau lebih tinggi dari perkiraan 2023 yang sebesar 5,04% yoy.
Salah satu pendorongnya adalah adanya perhelatan pemilihan umum (Pemilu) yang akan mendorong konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News