kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.835   -95,00   -0,60%
  • IDX 7.462   -30,39   -0,41%
  • KOMPAS100 1.155   -4,60   -0,40%
  • LQ45 914   -6,43   -0,70%
  • ISSI 227   0,61   0,27%
  • IDX30 470   -4,56   -0,96%
  • IDXHIDIV20 567   -5,69   -0,99%
  • IDX80 132   -0,48   -0,36%
  • IDXV30 141   0,34   0,24%
  • IDXQ30 157   -1,24   -0,78%

Tifatul: RIM setuju menaati permintaan pemerintah


Senin, 17 Januari 2011 / 15:28 WIB
Tifatul: RIM setuju menaati permintaan pemerintah


Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Edy Can

JAKARTA. Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan produsen ponsel cerdas Blackberry, Research In Motion (RIM), akan menaati tuntutan pemerintah Indonesia. Dia mengatakan, RIM akan membuka pusat layanannya di Indonesia.

Tifatul mengatakan, kesanggupan RIM ini merupakan hasil pertemuan yang digelar tadi pagi. "Mereka sangat semangat untuk mentaati tuntutan pemerintah Indonesia,” kata Tifatul sebelum memasuki ruang rapat Komisi I DPR, Senin (17/1).

Menurutnya, pembukaan kantor perwakilan ini sangat wajar karena pengguna Blackberry di Indonesia adalah yang terbesar di ASEAN. Dengan adanya kantor ini, Tifatul berharap tarif layanan Blackberry akan lebih murah dan lebih baik sehingga mengguntungkan semua penggunanya.

Selain membuka kantor cabang, Tifatul mengatakan, RIM juga telah sepakat untuk bekerjasama dengan enam operator untuk menyaring konten yang berbau pornografi. Dia menegaskan, pemerintah akan bersikap tegas jika RIM tidak menaati keputusan tersebut.

Jika pada 21 Januari mendatang, RIM tidak menutup situs pornografi maka Tifatul berjanji akan memprosesnya ke ranah hukum. "Inti dari semua ini agar RIM sepakat menaati undang-undang Indonesia," katanya.

Tifatul menampik rumor yang mengatakan, pemerintah Indonesia mempersulit RIM karena tidak mendapat keuntungan dari perusahaan asal Kanada tersebut. Baginya, pemerintah hanya menginginkan bangsa Indonesia tidak menjadi santapan situs porno.

Yang jelas, Tifatul berharap dengan adanya kantor RIM di Indonesia maka pemerintah bisa meminta social budget. Ini lantaran pengguna Blackberry telah mencapai 3 juta pelanggan saat ini. Dengan jumlah pelanggan sebesar itu, Tifatul menghitung, RIM bisa meraup keuntungan Rp 189 miliar per bulan dari pasar Indonesia tanpa membayar pajak. "Yang bayar pajak justru operator di Indonesia kalau tidak salah Rp 150.000 langsung dipotong RIM,” pukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×