Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kudeta yang dilakukan militer Myanmar terhadap pemerintahan sipil yang sah mengundang perhatian sejumlah kalangan. Salah satunya dari para pemimpin ASEAN.
Dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin di Jakarta, pada Jumat kemarin, kedua pemimpin mendiskusikan masalah tersebut.
Jokowi mengatakan, mereka berharap perbedaan politik yang terjadi di Myanmar diselesaikan susuai hukum yang berlaku.
Jokowi juga mengutip pernyataan PM Muhyidin yang mengatakan kerusuhan politik di Myanmar dikhawatirkan mempengaruhi perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Baca Juga: Indonesia dan Malaysia akan berjuang bersama hadapi diskriminasi sawit
"Untuk mewujudkan visi komunitas ASEAN, penting bagi semua negara anggota untuk terus menghormati prinsip-prinsip piagam ASEAN terutama prinsip rule of law, good governance, demokrasi, hak asasi manusia, dan pemerintahan yang konstitusional," ujar Jokowi seperti dikutip dari akun Facebooknya, Sabtu (6/2).
Presiden menambahkan, sebagai satu keluarga, "kami meminta dua menteri luar negeri untuk berbicara dengan Chair ASEAN dan menjajaki dilakukannya pertemuan khusus menteri luar negeri ASEAN mengenai perkembangan Myanmar," ujar Jokowi.
Militer Myanmar mengkudeta pemimpin sipil di negara tersebut pada Senin 1 Februari 2021 lalu. Militer beralasan terjadi kecurangan pada pemilu yang diselenggarakan pada November 2020 lalu. Sejumlah pemimpin politik ditangkap militer sejak kudeta berlangsung.
Selanjutnya: Jokowi dan Muhyiddin membahas kudeta militer di Myanmar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News