kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Temuan Komnas HAM: Tidak Ada Penyerangan ke Pemain Arema FC Saat Tragedi Kanjuruhan


Kamis, 06 Oktober 2022 / 11:53 WIB
Temuan Komnas HAM: Tidak Ada Penyerangan ke Pemain Arema FC Saat Tragedi Kanjuruhan
ILUSTRASI. Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam memberi keterangan kepada wartawan saat konfrensi pers di Sekretariat Arema FC, Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/hp.


Reporter: kompas.com | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan fakta awal yang dari investigasi di lapangan dari Tragedi Kanjuruhan. 

Setelah melakukan pengecekan secara langsung, Komnas HAM yakin Tragedi Kanjuruhan  tidak ditimbulkan karena suporter yang masuk ke lapangan. 

Sebelumnya, dua orang suporter turun dari tribune di bawah papan skor usai pertandingan pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 2-3. 

Aksi ini kemudian diikuti oleh suporter lain dari tribune yang berbeda. Dari yang awalnya hanya dua orang jadi ratusan. 

Aksi ini yang ditengarai jadi alasan bagi aparat keamanan meningkatkan tahapan penanganan. Dari yang awalnya hanya mengamankan beberapa suporter yang masuk, sampai kemudian menembakkan gas air mata. 

Baca Juga: Korban Bertambah, Tragedi Kanjuruhan Jadi Tragedi Sepak Bola Paling Mematikan Kedua

Kendati begitu, Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantauan/Penyelidikan Choirul Anam menegaskan bahwa situasi tidak langsung rusuh saat suporter masuk ke lapangan. 

"Kalau ada yang bilang eskalasi penanganan itu timbul karena suporter merangsek masuk ke dalam lapangan, sampai sore (5/10) ini, kami mendapat informasi bahwa tidak begitu kejadiannya,” tuturnya. 

Choirul Anam melakukan pengecekan kepada suporter yang turun ke lapangan dan pemain Arema FC. Dari penelusurannya itu, ia mendapati bahwa tidak ada niat sama sekali dari suporter untuk membuat suasana jadi rusuh.

Sebaliknya, suporter yang awalnya turun ke lapangan itu hanya ingin memberikan semangat kepada para pemain yang baru saja menelan kekalahan. Hal itu dibuktikan oleh para pemain yang tidak mendapatkan luka atau perlakuan tidak mengenakkan dari suporter. 

"Jadi ada constraint (batasan) waktu antara 15 sampai 20 menit pasca-wasit meniup peluit panjang, itu suasana masih terkendali, walaupun banyak suporter yang masuk ke lapangan.,” kata pria berusia 45 tahun. 

Baca Juga: Doa Raja Salman: Semoga Tuhan Melindungi Rakyat Indonesia dari Semua Hal Buruk

"Kalau ada yang bilang mereka mau menyerang pemain, kami sudah ketemu dengan para pemain dan para pemain ini bilang tidak ada kekerasan terhadap mereka." 

"Para pemain tidak mendapat ancaman dan caci maki, mereka cuma bilang bahwa suporter memberikan semangat kepada para pemain. Ini pemain yang ngomong begitu ke kami,” imbuhnya 

Choirul Anam berharap penemuan awal ini bisa jadi gambaran di awal bagi para korban dan masyarakat yang penasaran dengan hal tersebut. 

Ia justru mempertanyakan dalih aparat keamanan menembakan gas air mata ke tribune penonton. Baca juga: Senior Persib Serukan Perdamaian Suporter Usai Tragedi Kanjuruhan. 

“Pertanyaannya sekarang, kalau dalam 15 sampai 20 menit itu situasinya masih kondusif, apakah diperlukan gas air mata yang membuat semua penonton panik? Harus kalau tata kelola keamanan baik, tidak akan terjadi peristiwa memilukan seperti ini,” ujarnya. 

“Jadi ini penting yang untuk meluruskan. Jangan sampai ada lagi yang bilang bahwa tindakan itu gara-gara suporter merangsek ke lapangan dan mengancam pemain, tidak begitu.”

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Temuan Awal Komnas HAM: Kerusuhan Terjadi Bukan karena Suporter Masuk Lapangan", baca: https://bola.kompas.com/read/2022/10/06/04300058/temuan-awal-komnas-ham--kerusuhan-terjadi-bukan-karena-suporter-masuk-lapangan?page=2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×