kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.305.000   42.000   1,86%
  • USD/IDR 16.653   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.164   -20,19   -0,25%
  • KOMPAS100 1.136   -7,73   -0,68%
  • LQ45 832   -5,41   -0,65%
  • ISSI 282   -1,61   -0,57%
  • IDX30 437   -3,69   -0,84%
  • IDXHIDIV20 503   -5,62   -1,10%
  • IDX80 128   -0,88   -0,68%
  • IDXV30 136   -1,98   -1,44%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Tegaskan Pentingnya Lindungi Kedaulatan Digital Indonesia, Jokowi: Jaga Aset Digital


Rabu, 04 Oktober 2023 / 14:48 WIB
Tegaskan Pentingnya Lindungi Kedaulatan Digital Indonesia, Jokowi: Jaga Aset Digital
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya melindungi kedaulatan digital Indonesia


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya melindungi kedaulatan digital Indonesia. Oleh karenanya perlu menjaga aset digital dan terus mempertahankan produk dalam negeri di pasar digital.

Ia mengatakan, melindungi kedaulatan digital dilakukan dengan mendorong produk-produk dengan kandungan lokal hingga 100%. Atau setidaknya produk-produk yang ada di pasaran kandungan lokalnya paling tidak 80% - 90%.

"Jaga betul yang namanya aset digital kita, jaga betul, data, informasi, akses pasar, semuanya nanti bisa menyangkut politik," ucapnya dalam Pengarahan Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIV dan alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV Tahun 2023 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/10).

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar. Maka perlu adanya penyiapan talenta-talenta digital Indonesia. Hal tersebut untuk menghindari Indonesia hanya menjadi pasar saja.

Baca Juga: Mentan Syahrul Yasin Limpo "Menghilang", Jokowi: Ya Ditunggu, Belum Sampai Indonesia

Selanjutnya, Jokowi menekankan bahwa Indonesia tidak boleh hanya menjadi konsumen, tetapi harus menjadi produsen. Presiden mengungkap bahwa sebanyak 123 juta masyarakat menjadi konsumen di pasar digital, namun 90% barang yang dibeli merupakan barang impor.

"Kalau produk kita sendiri kita taruh di e-commerce masih bagus, tapi 90% barang impor. Karena harganya sangat murah. Bahkan baju, kemarin ada yang dijual berapa? Rp 5.000 artinya di situ ada predatory pricing, sudah mulai bakar uang yang penting menguasai data, menguasai perilaku, ini semua kita harus mengerti mengenai ini," ungkapnya.

Ia mengingatkan seluruh masyarakat agar tidak terkena penjajahan era modern. Oleh sebab itu, Presiden mendorong agar produk yang masuk ke pasar digital merupakan produk dalam negeri.

"Syukur kita bisa masuk ekspor ke negara-negara, enggak usah jauh-jauh di ASEAN dulu kita kuasai. Jangan sampai kita lena dalam hitungan bulan, enggak mau saya terkena penjajahan era modern. Jangan mau kita terkena juga kolonialisme di era modern ini, kita nggak sadar tahu-tahu kita sudah dijajah secara ekonomi," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×