Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan infrastruktur jalan tol dinilai belum memberikan dampak signifikan dalam menurunkan biaya logistik di Indonesia.
Peneliti Tenggara Strategics, Eva Novi Karina, menyatakan tingginya tarif tol, khususnya di ruas Trans-Jawa, menjadi penyebab utama kendala tersebut.
“Banyak yang akhirnya memilih jalur konvensional lewat jalur Pantura dibandingkan harus masuk ke tol Trans-Jawa yang katanya (tarif tolnya) sangat tinggi,” ujarnya dalam konferensi pers daring, Jumat (22/11).
Baca Juga: Upah Tahun Depan Naik, Pengusaha Minta Basmi Pungli dan Tunda Kenaikan PPN 12%
Eva menjelaskan, laporan pada tahun 2019 menunjukkan bahwa biaya melintasi Tol Trans-Jawa untuk truk golongan V bisa mencapai lebih dari Rp 1 juta untuk satu kali perjalanan.
Selain itu, hasil penelitian Tenggara Strategics juga menunjukkan bahwa tarif tol Trans-Jawa termasuk salah satu yang termahal di Asia Tenggara.
Ia menambahkan, tingginya tarif tol turut memengaruhi efektivitas backhauling, yaitu proses pengangkutan barang saat perjalanan kembali dari tujuan akhir ke titik asal.
“Jika perusahaan logistik harus membayar tol dua kali (sekali untuk perjalanan ke tujuan dan sekali lagi untuk perjalanan kembali), maka akan meningkatkan biaya operasional mereka, terutama jika perjalanan kembali tidak membawa muatan penuh,” jelasnya.
Baca Juga: RI Ingin Gabung Dengan BRICS, Apakah Ganggu Aksesi dengan OECD?
Eva menilai kondisi ini berpotensi menambah beban biaya operasional yang pada akhirnya dibebankan kepada konsumen.
Oleh karena itu, ia mengusulkan adanya penyesuaian tarif tol untuk meningkatkan daya saing industri logistik Indonesia di tingkat regional sekaligus membantu perusahaan transportasi mengurangi biaya operasional.
Selanjutnya: Tahun ke-4 Secara Beruntun, WIKA Raih Gold Rank ASRRAT 2024
Menarik Dibaca: Promo Alfamart Serba Gratis 22-24 November 2024, Keju Kraft Beli 1 Gratis 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News