Reporter: Yohan Rubiyantoro | Editor: Test Test
KASIPUTE. Pemerintah Kabupaten Bombana mulai hari ini secara resmi menutup seluruh lokasi tambang emas di Bombana. Mulai dari Sungai Tahi Ite, Desa Rau-Rau, Sungai Bumbubangka, Desa Hukaeya hingga Kecamatan Rarowatu Utara
Tak hanya penambang dari luar, penambang lokal pun tak lagi diperbolehkan melakukan aktivitas. “Mulai Sabtu (27/9) lokasi steril dan ditutup sementara,” ucap Kepala Dinas Pemerintah Kabupaten Bombana Kahar, Jumat (26/9). Untuk mengosongkan lokasi tambang, Pemkab Bombana mengerahkan seluruh aparat desa, Polres Bombana, Koramil, Polisi Kehutanan dan Satpol PP.
Kahar mengatakan seiring pengosongan lokasi tambang, Pemkab Bombana akan menuntaskan proses perizinan bagi para penambang. Lokasi penambangan akan dibuka kembali setelah seluruh penambang mengantongi surat izin penambangan rakyat (SIPR)
Kahar belum dapat memperkirakan berapa lama proses tersebut akan selesai. Yang jelas 40 persen dari 102.000 penduduk Bombana dipastikan akan ikut ambil bagian dalam penambangan emas. Jumlah ini belum termasuk penduduk luar Bombana
Berdasarkan pantauan KONTAN, sebagian penambang sudah mulai meninggalkan lokasi tambang sejak Jumat (26/9). Tenda-tenda di sepanjang areal tambang pun sudah mereka bongkar. Terminal dan dermaga di Kasipute, Ibukota Bombana, juga sudah dipadati para penambang yang ingin kembali ke daerahnya. “Saya akan kembali lagi setelah Lebaran,” ujar Ecoli, penambang asal Donggala, Sulawesi Tengah
Ia mengaku memperoleh emas 23 gram selama 9 hari mendulang emas di Sungai Tahi Ite. Ecoli, yang mengajak anak perempuannya mendulang emas, mengantongi uang Rp 4.100.000 dari hasil penjualan emas miliknya itu. “Uangnya mau saya pakai untuk berlebaran,” katanya