kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.057   73,61   1,05%
  • KOMPAS100 1.055   14,53   1,40%
  • LQ45 829   11,90   1,46%
  • ISSI 214   1,19   0,56%
  • IDX30 423   6,79   1,63%
  • IDXHIDIV20 510   7,68   1,53%
  • IDX80 120   1,66   1,40%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 141   2,04   1,47%

Tahun Depan BBM Pertalite Dihapus, Gantinya Pertamax Green 92


Kamis, 31 Agustus 2023 / 07:19 WIB
Tahun Depan BBM Pertalite Dihapus, Gantinya Pertamax Green 92
ILUSTRASI. Pelayanan pelanggan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU) milik PT Pertamina di Jakarta. PT Pertamina akan menghapus BBM RON 90 alias Pertalite pada tahun 2024.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bahan bakar minyak jenis Pertalite akan dihapuskan tahun depan. PT Pertamina pun buka suara soal rencana penghapusan BBM RON 90 alias Pertalite pada tahun 2024.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, pihaknya berencana menaikan kadar oktan Pertalite menjadi RON 92.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari Program Langit Biru yang dimulai Pertamina sejak dua tahun silam. Sebelumnya, Pertalite secara perlahan menggantikan posisi BBM RON 88 (Premium).

"Karena aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehuranan, oktan yang boleh dijual di Indonesia minimum oktan 91," kata Nicke dalam RDP Komisi VII DPR RI, Rabu (30/8).

Adapun, produk baru ini nantinya dinamai Pertamax Green 92.

Baca Juga: Penjualan Pertamax Green Selama Dua Minggu Capai 6.800 Liter di 15 SPBU

Nicke menjelaskan, dengan menaikkan kadar oktan Pertalite pada tahun depan maka Pertamina dapat memenuhi persyaratan dari aspek lingkungan serta turut menekan emisi karbon. Selain itu, langkah ini diyakini dapat menekan impor gasoline.

Nicke menyebut, produk Pertamax Green 92 merupakan BBM Pertalite yang dicampur dengan 7% etanol (E7).

Dengan kondisi ini, pada tahun depan Pertamina hanya akan menjual tiga produk BBM gasoline yakni Pertamax Green 92, Pertamax Green 95, dan Pertamax Turbo.

Nicke pun berharap dukungan untuk penghapusan pengenaan bea untuk produk etanol.

Menurutnya, selama ini produk etanol dikategorikan sebagai produk alkohol sehingga masih dikenakan bea cukai.

"Kita masih belum memikirkan keuntungan karena masih ada penerapan bea cukai Rp 20.000. (Sementara) ini tidak digunakan untuk alkohol tapi untuk energi," jelas Nicke.

Nicke menambahkan, pihaknya mengharapkan dukungan agar pengenaan bea untuk etanol ini dapat dihapuskan. Sejauh ini, produk Pertamax Green 95 yang mencampurkan 8% etanol pun turut dikenakan bea tersebut.

Baca Juga: Ini Upaya Pertamina Patra Niaga Turunkan Emisi Gas dari BBM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×