Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah Pemerintah tengah berusaha menekan laju angka kenaikan kasus Covid-19 di Tanah Air, masih ada saja pihak-pihak yang memanfaatkan situasi itu dengan menggoreng berbagai isu. Seperti meminta, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun dari kursi RI satu.
Direktur Eksekutif Political and Policy Public Studies (P3S) Jerry Massie menilai, desakan sengaja dimainkan oleh kelompok tertentu, yang kemudian berharap terjadi krisis kepercayan terhadap orang nomor satu itu di RI ini.
"Sebetulnya Jokowi memilih orang yang tepat, berpengalaman, bijaksana dan juga cakap dalam mengatasi krisis. Hanya saja saya nilai selama ini titik lemah dikoordinasi dan komunikasi,keterbukaan," kata Jerry dalam keterangannya, Kamis (22/7).
Karena kelemahan koordinasi dan keterbukaan itulah, kata Jerry, seakan kepimpinan Presiden Jokowi diragukan dalam mengatasi masalah pandemi Covid-19 di Tanah Air.
Baca Juga: Turunkan positivity rate Covid-19, pemerintah genjot pengetesan dan penelusuran
Apalagi publik masih percaya. Ini terlihat dari dukungan publik di dunia maya dengan tagar Kita Percaya Jokowi, yang menjadi trending nomor tiga nasional pada Kamis (22/7).
Hasil survei Indometer juga menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi masih tetap tinggi di tengah pandemik Covid-19, yakni mencapai 70,1 persen. Tingkat kepuasan yang sangat tinggi menunjukkan bahwa Jokowi tetap dipercaya oleh publik.
Jerry mengingatkan, agar kepercayaan terjaga, orang kepercayaan Jokowi harus menjaga bicara. Tidak memunculkan narasi macam-macam, seperti menyebut narasi 'Darurat Militer'.
"Saya sarankan jubir presiden yang bicara atau jubir Covid-19 untuk penanganan corona biar tak salah kaprah," tegasnya.
Ia mendorong pemerintah fokus tangani pandemi dan perluas vaksin, serta gunakan kebijakan pembatasan sosial dengan tepat.
Sementara, pengamat politik Herryansyah menilai, pemerintah sudah mati-matian dalam menangani pandemi Covid-19 di tanah air.
Karena itu perlu saling gotong royong dengan instansi lain. "Saya jujur merasa sedih melihat Pak Jokowi dan pemerintah seperti 'ngos-ngosan' berjalan sendirian berusaha keras menelurkan berbagai kebijakan memerangi Covid-19," kata Herryansyah.
Baca Juga: Amvesindo mengadakan vaksinasi pada 1.160 orang, tahap dua diadakan bulan depan
Dia pun menilai, ada oknum-oknum di lingkaran Presiden Jokowi yang tidak peka terhadap krisis dan terus memelihara manajemen konflik dan mengulur waktu untuk menciptakan tembok jarak presiden dibanding menyatukan kepercayaan publik, di tengah berpacunya waktu hadapi keganasan pandemi, sehingga terjadi krisis kepercayaan terhadap pemerintah.
Dia berharap, para oknum ini bisa duduk bersama demi menyelesaikan persoalan kemanusiaan. Apalagi cuma rekonsiliasi konflik pasca Pilpres 2019 di tengah pandemi yang merenggut kesempatan hidup dan usaha jutaan orang. Sinergi pemerintah akan menjaga kepercayaan.
Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB, publik menilai pilihan-pilihan kebijakan pemerintahan Jokowi dalam menghadapi pandemik Covid-19 dan dampak ekonomi yang ditimbulkan-nya masih layak untuk didukung.
Keputusan Jokowi untuk tidak melakukan lockdown memberi kesempatan bagi pelaku ekonomi untuk tetap berusaha, meskipun ada sejumlah pembatasan yang diberlakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News