CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.322.000   -29.000   -1,23%
  • USD/IDR 16.778   31,00   0,19%
  • IDX 8.368   -49,18   -0,58%
  • KOMPAS100 1.160   -5,74   -0,49%
  • LQ45 845   -4,99   -0,59%
  • ISSI 292   -2,19   -0,75%
  • IDX30 441   -3,74   -0,84%
  • IDXHIDIV20 512   -2,01   -0,39%
  • IDX80 130   -0,99   -0,75%
  • IDXV30 136   -1,23   -0,90%
  • IDXQ30 141   -0,33   -0,23%

Swasta lebih gemari utang domestik karena ini


Minggu, 23 Oktober 2016 / 21:51 WIB
Swasta lebih gemari utang domestik karena ini


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Jumlah utang luar negeri di sektor swasta masih dalam trend negatif. Bahkan data utang luar negeri swasta yang tercatat di Bank Indonesia (BI) pada Agustus 2016 ini turun lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya.

Hingga akhir Agustus lalu, jumlah utang luar negeri swasta mencapai US$ 3,3 miliar. Jumlah itu mengalami penurunan sekitar 3,9% secara year on year (YoY). Sementara pada bulan sebelumnya, Juli hanya turun 3% YoY).

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir sektor swasta memang lebih rajin mencari sumber dana di dalam negeri. Beberapa alternatif pendanaan yang dibidik perusahaan-perusahaan dalam negeri adalah menerbitkan obligasi, medium term notes (MTN) atau bahkan mencarinya di pasar saham.

Bahkan beberapa diantaranya merupakan pembiayaan baru, karena dilakukan setelah perusahaan melakukan refinancing. "Ketiga instrumen ini, kalau digabung setelah dikurangi refinancing ada pembiayaan baru," ujar Perry, Jumat (21/10) di Jakarta.

Perry mencatat, secara netto jumlah pembiayaan baru itu cukup besar, mencapai Rp 85 triliun. Adapun sumber-sumber penbdanaan itu dinilai lebih menarik untuk saat ini, selain dari risikonya yang lebih terjaga.

Perry juga menilai, langkah itu sebagai ancang-ancang swasta untuk mengantisipasi membanjirnya likuiditas di dalam negeri, pasca tax amnesty. Seperti kita ketahui, program amnesti pajak diperkirakan akan menambah likuiditas di pasar, terutama dari kegiatan repatriasi.

Namun demikian, turunnya jumlah utang luar negeri swasta ini tidak terlepas dari masih belum pulihnya kegiatan perekonomian. Sehingga, banyak perusahaan yang memilih untuk menunda rencana ekspansi mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×