kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei BPS: 20% orang Indonesia belum vaksin karena tak percaya dan takut efek


Senin, 02 Agustus 2021 / 13:30 WIB
Survei BPS: 20% orang Indonesia belum vaksin karena tak percaya dan takut efek
ILUSTRASI. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyebut, survei BPS, 20% responden belum vaksin karena takut efek samping dan tak percaya.


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis hasi survei terbarunya tentang Survei Perilaku Masyarakat pada Masa Pandemi Covid-19.

Survei dilakukan secara online untuk melihat perilaku masyarakat saat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Salah satunya adalah survei atas tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

Digelar sejak tanggal 13 Juli -20 Juli 2021 dengan responden sebanyak 212.762 orang. Perincian responden berdasarkan jenis kelamin adalah mayoritas atau 55,2% adalah perempuan, dan sisanya laki-laki. Mayoritas responden berada di Jawa-Bali yakni sebanyak 71,3%.

 BPS mencatat, darti jumlah responden itu,  sebanyak 20%  masyarakat belum melakukan vaksin Covid-19 dengan alasan khawatir efek samping serta tiak percaya dengan dengan efektivitas vaksin. 

Lebih rinci, Kepala BPS Margo Yuwono, Senin (2/8) menyatakan, masyarakat yang tidak mau karena mengkhawatirkan efek samping atas vaksin corona sebanyak 15,8%. Kemudian tidak mau karena tidak percaya efektivitas vaksin sebanyak 4,2%.

Baca Juga: Akhir PPKM level 4, Menkes klaim kasus Covid-19 mengalami penurunan

Lalu, dari total yang belum melakukan vaksin, sebanyak 32,5% belum dapat melakukan vaksin karena faktor kesehatan, ibu hamil dan sarana serta akses yang sulit. 

Kemudian, sebanyak 21,25% responden mengaku sudah terjadwal vaksin namub belum waktunya.  Adapun sebanyak 26,3% masih mencari lokasi vaksin. 

Survei BPS juga menyebut kalau tingkat kepatuhan responden terhadap protokol kesehatan secara umum sudah cukup baik.

Hanya saja, beberapa perilaku responden dalam melaksanakan protokol kesehatan masih harus mendapatkan perhatian, seperti banyak masyarakat yang kurang patuh. Ketidakpatuhan antara lain dalam menjaga jarak minimal 2 meter sebesar 33%,  mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer 25%, serta ketidakpatuhan menghindari kerumunan yaitu sebanyak 22%, kepatuhan.

Baca Juga: BPS catat inflasi Juli 2021 sebesar 0,08% mom, inflasi tertinggi di kota Sorong  

Margo menyebut jika dibandingkan tingkat kepatuhan antara wilayah Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali, responden di wilayah Luar Jawa -Bali cenderung kurang patuh dalam penerapan protokol kesehatan. 

Banyak responden di luar Pulau Jawa-Bali yang belum patuh dalam menjaga jarak minimal 2 meter sebanyak 44%, lalu mengindari kerumunan yakni 31%, cuci tangan dengan sabun/hand sanitizer 35%.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×