kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Surplus NPI dan Surplus Neraca Transaksi Berjalan Bisa Terjadi Tahun Ini


Senin, 26 Desember 2022 / 19:22 WIB
Surplus NPI dan Surplus Neraca Transaksi Berjalan Bisa Terjadi Tahun Ini
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) meyakini, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) berpotensi kembali menceta surplus


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) meyakini, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) berpotensi kembali menceta surplus. Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, surplus NPI pada tahun ini bisa mencapai US$ 2,6 miliar.

Surplus NPI pada tahun ini dibarengi dengan peluang surplus neraca transaksi berjalan di kisaran 0,4% produk domestik bruto (PDB) hingga 1,2% PDB.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memandang, surplus kembar pada tahun ini mendorong kecukupan likuiditas valas di Indonesia.

Namun, Riefky melihat otoritas tetap perlu menambah likuiditas valas dalam negeri dalam rangka memenuhi kebutuhan valas. Pasalnya, Indonesia sempat kehilangan beberapa momen yang sebenarnya bisa menambah ketersediaan valas dalam negeri.

“Kita surplus neraca perdagangan jumbo, tetapi pada waktu itu cadangan devisa kita terus turun untuk intervensi rupiah,” kata Riefky kepada Kontan.co.id, Senin (26/12).

Baca Juga: Perbankan Masih Andalkan SBN untuk Kelola Likuiditas Berlebih di Tahun Depan

Untuk menambah persediaan valas, Riefky mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) untuk memberi gula-gula guna membuat para eksportir betah memarkirkan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri.

BI berencana menerbitkan instrumen operasi moneter valas yang baru untuk membuat eksportir makin betah parkir DHE.

Instrumen operasi moneter valas tersebut dilakukan dengan imbal hasil yang kompetitif dengan luar negeri, berdasarkan mekanisme pasar yang transparan.

Riefky optimistis langkah ini akan menarik para eksportir menyimpan DHE lebih lama di dalam negeri. Bila ini terjadi, maka posisi ketersediaan likuiditas valas Indonesia akan makin kuat.

Ini juga bermuara pada makin kokohnya stabilitas eksternal. Plus, ini akan menambah kekuatan otot rupiah untuk tetap stabil di tengah ketidakpastian global.

Lebih lanjut, Riefky juga memperkirakan NPI akan surplus pada tahun ini. Perkiraannya, sekitar 2,5% PDB hingga 2,7% PDB.

Pun dengan neraca transaksi berjalan diperkirakan mencetak surplus di kisaran 1% PDB.

Baca Juga: Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional Indonesia Turun, Apa Artinya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×