CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.902   -8,00   -0,05%
  • IDX 7.161   -53,29   -0,74%
  • KOMPAS100 1.093   -9,23   -0,84%
  • LQ45 870   -5,50   -0,63%
  • ISSI 216   -1,84   -0,84%
  • IDX30 446   -2,21   -0,49%
  • IDXHIDIV20 539   -0,29   -0,05%
  • IDX80 125   -1,02   -0,81%
  • IDXV30 136   0,09   0,06%
  • IDXQ30 149   -0,46   -0,31%

Surplus Neraca Perdagangan Diprediksi Turun pada Akhir 2021, Ini Penyebabnya


Minggu, 16 Januari 2022 / 17:54 WIB
Surplus Neraca Perdagangan Diprediksi Turun pada Akhir 2021, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Sejumlah truk pengangkut peti kemas melintas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (16/12/2021). Surplus Neraca Perdagangan Diprediksi Turun pada Akhir 2021, Ini Penyebabnya.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan diperkirakan masih surplus pada akhir 2021. Hanya saja, surplus neraca perdagangan berpotensi menyusut dari bulan sebelumnya. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, surplus neraca perdagangan pada bulan Desember 2021 sebesar US$ 3,16 miliar atau turun dari US$ 3,51 miliar pada November 2021. 

“Kinerja ekspor diperkirakan masih solid karena kuatnya permintaan eksternal dan harga komoditas yang meningkat. Sedangkan kondisi pelonggaran restriksi meningkatkan permintaan impor,” kata Faisal kepada Kontan.co.id, Minggu (16/1).

Faisal kemudian memerinci, ekspor pada bulan Desember 2021 diperkirakan tumbuh 43,04% yoy. Namun, pertumbuhannya merosot dari pertumbuhan bulan November 2021 yang mencapai 49,70% yoy. 

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Berpotensi Menyusut di Desember 2021

Masih tumbuhnya ekspor pada bulan laporan didorong oleh meningkatnya aktivitas manufaktur negara mitra dagang Indonesia, serta peningkatan harga batubara maupun Crude Palm Oil (CPO). 

Sedangkan nilai impor diperkirakan tumbuh 41,99% yoy, meski tidak setinggi pertumbuhan pada bulan November 2021 yang mencapai 52,62% yoy. 

Peningkatan impor ini didorong oleh peningkatan aktivitas industri pengolahan dalam negeri yang ditunjukkan dari positifnya Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur serta peningkatan harga minyak.

Baca Juga: IHSG Jumat (7/1) Berpeluang Terkoreksi, Dibayangi Kebijakan The Fed

Dengan kondisi tersebut, Faisal memperkirakan adanya surplus kecil pada Neraca Transaksi Berjalan di sepanjang tahun 2021, sebesar 0,1% Produk Domestik Bruto (PDB). 

Namun, pada tahun 2022, Neraca Transaksi Berjalan diperkirakan akan kembali mencetak defisit di kisaran 2,15% PDB seiring dengan meningkatnya aktivitas impor di tengah peningkatan ekonomi domestik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×