kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,19   -8,30   -0.90%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sucorinvest AM melihat BI masih memiliki ruang untuk longgarkan moneter lagi


Jumat, 19 Juni 2020 / 14:23 WIB
Sucorinvest AM melihat BI masih memiliki ruang untuk longgarkan moneter lagi
ILUSTRASI. Sucorinvest AM melihat, BI masih punya ruang hingga 25 bps - 50 bps lagi untuk pelonggaran moneter.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 4,25% di bulan Juni 2020 ini. Pemangkasan bunga ini seiring dengan rendahnya inflasi, menguatnya nilai tukar rupiah, hingga ketahanan eksternal ekonomi Indonesia yang dinilai semakin baik.

Fixed Income Portfolio Sucorinvest Asset Management (AM) Adi Saputra mengatakan, penurunan suku bunga acuan ini sudah sesuai ekspektasi pasar. Adi menilai, BI masih punya ruang memangkas bunga lagi hingga 25 bps - 50 bps sebagai upaya menggalakan kegiatan ekonomi Indonesia di masa pandemi virus corona saat ini.

Baca Juga: Ini saham-saham yang layak dipantau hari ini, tiga diantaranya saham bank

Ia menyebut, penurunan ini juga membuat investasi reksadana pendapatan tetap menjadi lebih menarik. Pasalnya, dengan inflasi yang masih dalam rentang BI, Adi yakin, inflow dana asing akan perlahan kembali masuk ke pasar obligasi Indonesia.

“Saat ini outflow dana asing secara year to date (ytd) sekitar Rp 130 tahun. Namun, jika dana asing perlahan masuk kembali sekitar Rp 80 triliun - Rp 100 triliun sampai akhir tahun nanti, ini tentu akan bagus sekali untuk pasar Surat Utang Negara (SUN) kita,” kata Adi kepada Kontan.co.id, Jumat (19/6).

Adi mengatakan, Sucorinvest AM sejauh ini masih mengambil langkah netral di tengah pemangkasan suku bunga acuan tersebut. Namun, Sucorinvest perlahan juga akan mulai masuk ke tenor yang lebih panjang sembari menunggu entry level yang pas.

Selain itu, Sucorinvest AM juga tetap menjaga level cash yang sesuai dengan kondisi pasar. Hal ini dilakukan untuk jaga-jaga jika ada koreksi cukup dalam sehingga Sucorinvest AM bisa masuk. Selain itu, sebagai langkah menyediakan likuiditas bagi nasabah yang perlu melakukan redemption.

“Ke depan, kami akan tetap aktif melakukan trading untuk dapat tambahan dari capital gain selain dari kupon yang didapat. Selain itu, kami perlahan juga masuk ke tenor yang lebih panjang dan seri-seri yang level year to maturity-nya masih atraktif, baik SUN atau obligasi korporasi,” imbuh Adi.

Adi memproyeksikan, secara umum imbal hasil reksadana pendapatan tetap masih berpotensi untuk tumbuh di kisaran 6% - 8%.

Baca Juga: BI pangkas suku bunga, ekonom BCA: Saat ini yang penting efektivitas kebijakan fiskal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×