kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Subsidi listrik naik di APBNP 2013


Kamis, 30 Mei 2013 / 22:41 WIB
Subsidi listrik naik di APBNP 2013
ILUSTRASI. Rupiah sepekan terbantu data ekonomi yang positif. /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/05/05/2021.


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menjelaskan, kenaikan subsidi listrik tak bisa dihindari. Penyebabnya adalah Biaya Pokok Produksi (BPP) meningkat yang disebabkan peningkatan asumsi nilai tukar rupiah dan kenaikan asumsi ICP dalam APBNP 2013.

Dalam Raker Komisi VII DPR RI di Gedung DPR, Kamis, (30/5), Jero menjelaskan bahwa asumsi nilai tukar rupiah dalam APBNP 2013 naik dari Rp 9.300/dolar menjadi Rp 9.600/dolar. Selain itu, harga minyak mentah dunia (ICP) juga diasumsikan naik dari US$ 100 per barel menjadi US$ 108 perbarel.

Semua kondisi tersebut mengakibatkan BPP meningkat dari Rp 1.163 per kwh menjadi Rp 1.198 per kwh. Kondisi inilah yang menurut Jero mengakibatkan kebutuhan alokasi subsidi listrik meningkat dari semula Rp 78,63 triliun dalam APBN 2013 menjadi Rp 87,24 triliun dalam APBNP 2013.

Jero menjelaskan, mengingat kenaikan peningkatan BPP listrik selalu berkaitan erat dengan kenaikan BBM. Ini terjadi disebabkan kebutuhan BBM kita sebagian besar dipenuhi dari impor. Akibatnya kenaikan ICP selalu berimbas besar bagi kenaikan BPP listrik. "Ini tak bisa dihindari karena PLN sampai sekarang masih bergantung BBM untuk produksi listrik,"kata Jero.

Jero berjanji akan mengusahakan peningkatan sumber energi lain. Upaya ini diharapkan pelan-pelan bisa mengurangi ketergantungan pada BBM. Usaha ini akan ia gencarkan terutama dalam proyek 10.000 Megawatt Tahap II. Dalam proyek ini, pemerintah akan mendorong penggunaan batu bara.

Mengingat batu bara harga jualnya sedang turun, Jero mengatakan pemerintah akan berusaha mengurangi alokasi ekspor batu bara dan dialihkan untuk kebutuhan pembangkit listrik dalam negeri. "Kita yakin penggunaan batu bara akan menambah ketersediaan listrik 5.000 Megawatt. Sehingga Proyek 10.000 Megawatt Tahap II bisa menghasilkan 15.000 Megawatt," kata Jero Wacik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×