kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Studi rel kereta di Papua Barat kelar 2015


Senin, 03 Agustus 2015 / 12:48 WIB
Studi rel kereta di Papua Barat kelar 2015


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Pemerintah kembali berjanji mempercepat pembangunan infrastruktur di Pulau Papua. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan studi kelayakan atawa feasibility study (FS) untuk proyek pembangunan rel di Papua Barat dengan rute Sorong-Manokwari kelar pada tahun ini. Ini berarti, tahap konstruksi mega proyek tersebut bakal dilakukan sebelum tahun 2019.

Bambang Prihartono, Direktur Transportasi Bappenas menjelaskan, pelaksanaan FS masih diproses oleh Kementerian Perhubungan. "Kegiatan FS bisa dilaksanakan tiga hingga enam bulan, kami harapkan selesai pada tahun 2015," kata dia, Jumat (31/7).

Berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2015-2019, pemerintah berencana mengembangan jaringan rel kereta api sepanjang 3.528 kilometer rel kereta di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua.

Di wilayah Papua, akan dibangun jaringan rel kereta sepanjang 100 km rel kereta yang terbagi dua dalam dua rute yakni, Sorong-Manokwari dan Jayapura-Sarmi. "Prioritas kami Sorong-Manokwari, kami harapkan ada aktivitas pembangunan rel kereta di Papua dalam lima tahun ini," ungkap Bambang.

Dia menjelaskan, nantinya hasil pelaksanaan FS proyek Sorong-Manokwari akan dapat memberikan gambaran berupa jumlah penumpang, industri yang dapat berkembang di wilayah setempat serta potensi angkutan barangnya. Selain itu, tahapan ini juga akan memetakan ruas-ruas rel kereta yang akan menjadi bagian di sepanjang rute Sorong-Manokwari. 

Setelah kegiatan FS rampung, lalu dilanjutkan dengan kegiatan detail engineering design (DED), pembebasan lahan, dan kegiatan konstruksi. "Proses DED kami targetkan diselesaikan satu tahun setelah FS," ungkapnya. 

Menurut Bambang, biaya FS  proyek diproyeksikan akan mencapai Rp 3 miliar. Sedangkan untuk pendanaan tahapan DED atawa rancang bangun diperkirakan akan mencapai Rp 30 miliar. Dana tersebut berasal dari APBN.

Sayangnya, Bambang belum memastikan total kebutuhan pendanaan untuk proyek di wilayah bagian timur Indonesia tersebut. "Nilai kebutuhan investasi nanti setelah FS selesai, seluruhnya akan dibiayai oleh APBN," jelas dia.

Selain rel, pemerintah juga tengah mengerjakan proyek jalan Trans Papua dibawah  Kementerian PU&Pera. Yang masuk daftar perbaikan tahun ini ialah ruas jalan Merauke-Oksibil, Jayapura-Wamena, Wamena-Enarotali, Manokwari-Sorong, Timika-Tinatorali, dan Oksibil-Wamena.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×