kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Stagnan di Agustus, Cadangan Devisa 2022 Diramal Capai US$ 140 Miliar


Rabu, 07 September 2022 / 16:40 WIB
Stagnan di Agustus, Cadangan Devisa 2022 Diramal Capai US$ 140 Miliar
ILUSTRASI. Bongkar muat petikemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (8/4). Stagnan di Agustus, Cadangan Devisa 2022 Diramal Capai US$ 140 Miliar.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melaporkan, cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2022 tercatat US$ 132,2 miliar. Angka ini tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan posisi pada Juli 2022 yang juga sebesar US$ 132,2 miliar.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, perkembangan posisi cadangan devisa pada Agustus 2022 tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, penerimaan devisa migas, di tengah kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ujar Erwin dalam keterangan resminya, Rabu (7/9).

Baca Juga: Cadangan Devisa RI Stagnan di Level US$ 132,2 Miliar pada Agustus 2022

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan bahwa sektor eksternal masih tangguh meskipun ada ketidakpastian global. Meski begitu, surplus barang dalam neraca transaksi berjalan cenderung akan menyusut ke depannya.

Faisal berharap, impor dapat mengimbangi ekspor seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi di dalam negeri. Perekonomian Indonesia yang tumbuh kuat di Kuartal II-2022 menunjukkan peningkatan produksi dan juga konsumsi domestik.

Selain itu, tren kenaikan harga komoditas juga terlihat mulai mereda di tengah kekhawatiran akan terjadinya resesi yang dapat melemahkan permintaan global.

"Dengan demikian, hal ini dapat berisiko melemahnya kinerja ekspor di paruh kedua tahun 2022 (2H22)," ujar Faisal kepada Kontan.co.id , Rabu (7/9).

Baca Juga: Bergerak Liar, IHSG Turun 0,01% pada Awal Perdagangan Dibayangi Memerahnya Bursa Asia



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×