kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Stabilitas ekonomi prioritas pemerintah


Senin, 04 Juni 2018 / 12:00 WIB
Stabilitas ekonomi prioritas pemerintah


Reporter: Adinda Ade Mustami, Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengubah haluan kemudi. Kini, tim ekonomi kabinet Pemerintah Joko Widodo menyisihkan sejenak target mengejar pertumbuhan ekonomi dan berfokus pada stabilitas ekonomi.

Perubahan orientasi itu seiring dengan keputusan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,75% dalam sebulan terakhir untuk menahan gejolak rupiah. Untuk itu, pemerintah berjanji menyiapkan sejumlah kebijakan penyehatan ekonomi agar rupiah tak mudah goyah oleh sentimen dari luar.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, dukungan pemerintah dalam jangka pendek maupun jangka panjang bertujuan menjaga stabilitas sistem keuangan serta stabilisasi nilai tukar mata uang garuda. Pemerintah pun siap mengorbankan target pertumbuhan ekonomi tahun ini, dari sebesar 5,2%–5,4% jadi 5,17%–5,4%, asalkan ekonomi lebih stabil.

Dalam jangka pendek, pemerintah akan menjaga daya beli, mengoptimalkan anggaran, hingga mempercepat penerapan proyek-proyek infrastruktur, serta mengerem defisit transaksi berjalan. "Kondisi ini akan meningkatkan kepercayaan investor sehingga berkontribusi positif terhadap perkembangan suku bunga, nilai tukar rupiah, serta mencegah potensi risiko capital outflow (dana asing keluar)," kata Sri Mulyani, Kamis (31/5).

Defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) adalah akar masalah nilai tukar rupiah yang mudah melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Defisit menandakan kebutuhan valuta asing (valas) untuk impor lebih besar dari devisa hasil ekspor. Ini sudah terjadi sejak 2012 lalu.

Karena itu, pemerintah berencana memberikan insentif untuk mendorong ekspor dan industri padat karya. Kebijakan ini bisa membantu menekan CAD. "Dalam jangka menengah, kalau bisa kami mengurangi ketergantungan terhadap impor. Jadi, insentif itu diberikan supaya investasi masuk," ujar Suahasil Nazara, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan.

Sementara kebijakan pemerintah yang bisa terasa dalam jangka pendek adalah, menjaga sisi permintaan atau daya beli. Caranya, dengan menggunakan anggaran belanja negara tepat waktu dan sasaran. "Belanja bukan hanya berikan stimulus, tapi paling penting adalah berikan confidence (kepercayaan) bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) kita aman," tegas Suahasil.

David Sumual, Ekonom BCA, berpendapat, kebijakan pemerintah tersebut sudah tepat, tinggal menunggu hasilnya. Yang perlu pemerintah tambahkan ialah, membuat kebijakan yang bertujuan mendorong sektor jasa seperti pariwisata. Indonesia harus bisa masuk dalam jaringan rute reguler kapal pesiar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×