kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Sri Mulyani Sebut Indonesia Rentan Terdampak Perubahan Iklim


Rabu, 31 Agustus 2022 / 13:39 WIB
Sri Mulyani Sebut Indonesia Rentan Terdampak Perubahan Iklim
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan hasil Rapat Terbatas?rencana penyaluran bansos di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/8/2022).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara yang juga rentan terhadap dampak perubahan iklim. Ancaman berasal dari emisi gas rumah kaca dan kenaikan suhu, yang kemudian berujung pada naiknya permukaan air laut.

“Menurut sebuah penelitian, Indonesia akan terkena dampak sebesar 0,66% hingga 3,45% dari PDB (produk domestik bruto) kita pada tahun 2030 karena perubahan iklim,” kata Sri Mulyani dalam agenda virtual, Selasa (30/08).

Untuk menghadapi kondisi tersebut, Indonesia dengan negara-negara di seluruh dunia bersama-sama merancang kebijakan pembangunan yang tepat untuk mengatasi perubahan iklim.

Salah satu urgensi yang sangat penting adalah mempercepat dan merancang transisi menuju sumber energi yang bersih, bersih, dan juga lebih hijau.

Baca Juga: Tantangan dan Peluang Penelitian Mahasiswa Era Krisis Pangan

“Ini juga sangat penting karena energi merupakan sumber emisi karbon yang paling penting, sekaligus yang paling mahal dalam mengatasi masalah ini,” ujar Sri Mulyani.

Adapun Sri Mulyani mengungkapkan anggaran pemerintah hanya dapat menutupi 34% dari total kebutuhan pendanaan iklim sebesar Rp 3.461 triliun atau sekitar Rp 266 triliun per tahun. Selama lima tahun terakhir, rata-rata belanja iklim sebesar Rp 89,6 triliun atau 3,9% dari alokasi APBN per tahun.

“Dengan situasi itu, jelas kebutuhan keuangan berkelanjutan tidak bisa hanya mengandalkan anggaran pemerintah. Sangat penting bagi kami untuk dapat merancang cara investasi baru agar kami dapat mencapai tujuan ambisius tentang perubahan iklim yang juga akan mengancam kemakmuran dan penghidupan masyarakat,” jelasnya.

Baca Juga: Jakarta Investment Forum 2022 Tawarkan 15 Proyek Investasi Berkelanjutan

Maka dari itu, perubahan iklim dan transisi energi menjadi salah satu isu terpenting yang diangkat dalam Presidensi G20 Indonesia. Sri Mulyani menyampaikan Indonesia menempatkan perubahan iklim dan keuangan berkelanjutan sebagai salah satu prioritas terpenting di jalur keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×