kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sri Mulyani: Saya berdoa tidak terjadi second wave corona


Selasa, 16 Juni 2020 / 14:29 WIB
Sri Mulyani: Saya berdoa tidak terjadi second wave corona
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat melakukan konferensi pers daring, Selasa (16/6).


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan ekonomi saat ini masih dipengaruhi oleh dampak corona virus disease 2019 (Covid-19). Meski, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai dilonggarkan, tingkat penyebaran pandemi masih bertambah setiap harinya.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan saat ini pemerintah terus menjaga agar hal tersebut tidak terjadi dengan menambah rapid test dan memperketat protokol kesehatan. Yang pasti, serangkai kebijakan sudah disiapkan pemerintah untuk mengatasi segala skenario ke depan.

Baca Juga: Sri Mulyani: Pembayaran bunga utang bulan Mei 2020 meningkat 14,7%

"Anda semua bertanya bagaimana kalau terjadi second wave? Jawaban saya, saya berdoa tidak terjadi second wave. Saya berdoa dan berupaya kan dalam hal ini,” kata Menkeu ketika memberikan penjelasan dalam konferensi video, Selasa (16/6).

Dari sisi ekonomi, second wave Covid-19 tentu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. The Organization for Economic and Development (OECD) memprediksi bila terjadi second wave maka pertumbuhan ekonomi global minus 7,6% di tahun ini. Namun, jika pandemi hanya tidak berulang pertumbuhan ekonomi di level minus 6%.

Menkeu menegaskan untuk menjaga dampak second wave terhadap perekonomian dalam negeri makanya saat ini pemerintah sudah memberikan relaksasi termasuk bantalan sosial melalui anggaran penanganan Covid-19 sebesar Rp 695,2 triliun.

Anggaran tersebut diperuntukkan bagi sektor kesehatan Rp 87,55 triliun, perlindungan sosial sebesar Rp 203,9 triliun, insentif usaha senilai Rp 120,61 triliun, UMKM sebesar Rp 123,36 triliun, pembiayaan korporasi sejumlah Rp 53,57 triliun, dan sektoral Kementerian/Lembaga dan Pemda yakni Rp 106,11 triliun.

Baca Juga: Pemerintah telah menerbitkan SBN sebesar Rp 369 triliun hingga akhir Mei 2020

"Ya hari ini attitude dari policy maker adalah kita selalu berharap yang terbaik dan mempersiapkan yang terburuk, itu saja, hope for the best, prepare for the worst. Yang diyakini adalah upaya itu. Kalau kita bicara tentang yakin, kita mendahului tuhan ya kayaknya ya,” ujar Menkeu Sri Mulyani.

Sementara itu, Menkeu memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 berada di level minus 3,1%, lalu pada kuartal III-2020 sebesar 0%, kemudian barulah pada kuartal IV-2020 diharapkan bisa positif. Adapun, pertumbuhan ekonomi tahun ini diprediksi minus 0,4% sampai 2,3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×