Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Indonesia beranjak pulih dari krisis. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemulihan ekonomi Indonesia termasuk dalam kategori yang cepat dan baik, bila dibandingkan dengan negara anggota G20 dan ASEAN.
"Dibandingkan dengan negara-negera di Group G20 dan ASEAN, Indonesia termasuk perekonomian yang pulih relatif cepat dan relatif tinggi," ujar Sri Mulyani saat rapat di Badan Anggaran DPR RI, Selasa (30/8).
Sri Mulyani menyebut, pada tahun 2021 atau tahun kedua pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia sudah berhasil pulih ke level pra pandemi yang ditandai dengan produk domestik bruto (PDB) riil 2021 yang mencapai 1,6% di atas level 2019.
Baca Juga: Sri Mulyani Prediksi Anggaran Subsidi Tembus Rp 698 Triliun Hingga Akhir 2022
Bahkan pada semester I-2022 , PDB riil Indonesia telah mencapai 7,1% di atas level pra pandemi tahun 2019. Ia menyebut, masih banyak negara-negara yang belum kembali ke level pra pandemi, seperti Italia, Argentina, Jerman, Meksiko, Afrika, Thailand dan Jepang.
"Indonesia sudah di 7,1%, hanya di atas kita adalah China dan India," katanya.
Sementara dari sisi stabilitas harga, inflasi Juli 2022 yang sebesar 4,94% masih dikategorikan baik atau moderat jika dibandingkan dengan negara lain di G20 dan ASEAN. Pemulihan ekonomi yang cepat tersebut diiringi terkendalinya inflasi dan merupakan salah satu yang paling moderat di antara negara-negara peers.
Apabila dilihat dari sisi penggunaan instrumen fiskal untuk memulihkan ekonomi nasional, Sri Mulyani menyebut, Indonesia masih termasuk moderat yaitu kenaikan defisit 10%, dibandingkan negara-negara lain yang menggunakan instrumen fiskal bahkan sampai di atas 16%, seperti Kanada, Perancis, Australia, Afrika, Jepang, China, Italia dan India.
"Indonesia hanya menggunakan 10% defisit fiskal, 10,7% untuk kembali ke pra-covid di 7,1%. Ini menunjukkan bahwa kita hati-hati menggunakan instrumen fiskal kita," katanya.
Baca Juga: Tekan Inflasi, Sri Mulyani Ajak Semua Pihak Bangun Ketahanan Pangan dan Energi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News